10 Cara Menerapkan Servant Leadership di Tempat Kerja
Untuk mendapatkan yang terbaik dari tim Anda, Anda perlu menggunakan berbagai gaya manajemen. Gaya yang tepat dapat membantu membangun kepercayaan, memberikan hasil, dan memotivasi anggota tim untuk bertindak. Menemukan gaya kepemimpinan yang tepat bukanlah hal yang mudah. Gaya tersebut harus terasa alami bagi Anda, diterima di dalam organisasi Anda, dan efektif bagi anggota tim Anda.
Untuk menemukan cara terbaik dalam memimpin tim Anda, coba pelajari seluk-beluk gaya kepemimpinan yang berbeda untuk menjadi pemimpin terbaik bagi tim Anda. Servant leadership, kepemimpinan yang melayani berpusat pada empati dan mendorong untuk mendengarkan, berbagi pujian, dan membantu orang lain untuk berkembang, yang semuanya dapat membantu perusahaan dan karyawannya untuk berkembang.
Pengertian Servant Leadership
Servant leadership adalah gaya dan filosofi kepemimpinan di mana seseorang berinteraksi dengan orang lain, baik dalam kapasitas manajemen atau sesama karyawan, untuk mencapai otoritas, bukan kekuasaan. Sistem ini mewujudkan struktur organisasi yang terdesentralisasi. Pemimpin yang mengikuti gaya ini melibatkan karyawan yang berhadapan langsung dengan pelanggan dalam pengambilan keputusan perusahaan. Karyawan ini memiliki hubungan yang dekat dengan konsumen dan dapat membuat keputusan yang lebih baik untuk mempertahankan pelanggan dan mendapatkan pelanggan baru.
Istilah “servant leader” pertama kali dicetuskan oleh Robert K. Greenleaf pada tahun 1970 dalam esai “The Servant as Leader“. Pada dasarnya, gaya kepemimpinan pelayan didasarkan pada gagasan bahwa para pemimpin memprioritaskan untuk melayani kebaikan yang lebih besar. Pemimpin dengan gaya ini melayani tim dan organisasi mereka terlebih dahulu. Mereka tidak memprioritaskan tujuan mereka sendiri. Servant leadership mencapai visi dengan memberikan dukungan yang kuat kepada karyawan. Pada gilirannya, hal ini memungkinkan karyawan untuk belajar dan tumbuh sambil membawa keahlian dan visi mereka sendiri.
Karakteristik Servant Leadership
Menurut pengamatan Greenleaf, servant leadership mendekati situasi dan organisasi dari sudut pandang seorang pelayan terlebih dahulu, berusaha meminjamkan kehadiran mereka untuk menjawab kebutuhan organisasi dan orang lain. Pemimpin yang melayani berusaha untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan pemangku kepentingan sebagai prioritas mereka, dengan kepemimpinan sebagai prioritas kedua. Hal ini berbeda dengan perspektif pemimpin pertama, di mana seseorang bertujuan untuk mendapatkan kendali dengan cepat yang sering kali didorong oleh keinginan dan prospek untuk mendapatkan keuntungan materi atau pengaruh.
Mengembangkan dan membimbing tim yang mengikuti instruksi mereka, atau kebutuhan klien dan pelanggan, lebih diutamakan daripada kenaikan jabatan pribadi. Bahkan setelah mencapai posisi kepemimpinan, seorang pemimpin yang melayani biasanya mendorong bawahannya untuk melayani orang lain sebagai prioritas mereka di atas keuntungan pribadi.
Servant leadership mungkin bertujuan untuk berbagi kekuasaan dengan orang lain dan mendorong perkembangan dan pertumbuhan orang lain. Sifat ini dapat diperluas dengan mendengarkan para pengikut dengan seksama untuk lebih memahami kebutuhan mereka, tetapi juga melibatkan para pemimpin yang bertanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dan orang lain atas perkataan dan tindakan mereka.
Menerapkan Servant Leadership
Servant leadership mengutamakan pemimpin yang berorientasi untuk menenangkan hasrat pribadi akan kekuasaan, pemimpin yang melayani lebih dulu melihat bagaimana pelayanan mereka memberi manfaat bagi orang lain. Sebagai contoh, seorang pemimpin yang melayani mungkin mempertanyakan bagaimana upaya mereka mengangkat mereka yang kurang terwakili atau berasal dari status ekonomi yang lebih rendah sebelum berusaha untuk mencapai posisi kontrol. Kemajuan mereka ke posisi kepemimpinan datang setelah komitmen mereka untuk melayani. Maka dari itu, berikut merupakan beberapa cara untuk menerapkan servant leadership, di antaranya:
1. Mendengarkan dengan Baik
Servant leadership menerapkan hal ini, meskipun kelihatannya sederhana, menjadi pendengar yang baik akan membedakan pemimpin yang melayani dengan yang lainnya. Daripada memeriksa dalam rapat, mencatat atau menjawab email saat karyawan mereka berbicara, pemimpin yang baik akan mendengarkan secara aktif. Ini berarti memberikan isyarat fisik kepada karyawan Anda bahwa Anda mendengarkan mereka (mengangguk, tersenyum, dan memberikan umpan balik secara langsung) serta menindaklanjuti informasi yang telah disampaikan kepada Anda.
2. Memimpin dengan Memberi Contoh
Servant leadership berarti melayani dan bersedia melakukan tugas apa pun yang mereka minta kepada karyawannya. Jika seorang karyawan di tim media sosial tertinggal dalam jumlah postingan yang harus mereka buat per bulan, manajer tim akan turun tangan dan mengurangi tekanan dengan membuat postingan sendiri.
3. Membina Kolaborasi
Servant leadership berkolaborasi dengan tim mereka daripada hanya memerintah. Ini berarti melibatkan karyawan dan anggota tim dalam proses pengambilan keputusan, bukan hanya memberikan hasil akhir. Dengan cara ini, karyawan merasa diinvestasikan dan dilibatkan dalam perusahaan, serta mengetahui bahwa pemikiran, umpan balik, dan kekhawatiran mereka akan didengar.
4. Menunjukkan Empati
Servant leadership menunjukkan empati kepada karyawannya dengan memastikan setiap orang dalam tim tahu bahwa mereka dihargai sebagai manusia dan individu. Pemimpin yang berempati memahami dari mana karyawan mereka berasal, dan bekerja untuk membuat hidup mereka lebih mudah, bukan lebih sulit.
5. Bersikap Persuasif
Servant leadership membujuk karyawan dan rekan-rekan mereka daripada memerintahkan mereka untuk mengikuti jejak mereka. Persuasi membutuhkan argumen yang efektif mengapa Anda ingin mengambil keputusan yang Anda ambil, dan didukung dengan bukti dan penelitian.
6. Membangun Komunitas yang Baik
Servant leadership akan mengambil langkah-langkah untuk membina komunitas di dalam tim dan perusahaan. Hal ini dapat berupa penjadwalan acara Zoom sosial untuk tim jarak jauh, makan malam atau kegiatan tatap muka, atau retret pembangunan tim dan di luar kantor. Pemrograman terarah yang menyediakan waktu untuk membangun hubungan di luar tanggung jawab sehari-hari dapat menciptakan hubungan yang lebih dalam di antara para pekerja.
7. Akuntabilitas
Kepemilikan mengaktifkan komitmen dan tujuan. Karyawan bekerja untuk mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan untuk diri mereka sendiri dan bertanggung jawab atas hasilnya.
8. Kesadaran Diri
Servant leadership mampu memiliki kemampuan untuk melihat diri sendiri, berpikir secara mendalam tentang emosi dan perilaku Anda, dan mempertimbangkan bagaimana hal itu memengaruhi orang-orang di sekitar Anda dan menyelaraskannya dengan nilai-nilai Anda. Anda dapat menjadi lebih sadar diri dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan Anda, dan meminta umpan balik dari orang lain tentang hal tersebut. Selain itu, belajarlah untuk mengelola emosi Anda, sehingga Anda dapat mempertimbangkan bagaimana tindakan dan perilaku Anda dapat memengaruhi orang lain.
9. Memiliki Pandangan ke Depan
Servant leadership memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan dengan belajar dari pengalaman masa lalu, mengidentifikasi apa yang terjadi saat ini, dan memahami konsekuensi dari keputusan Anda. Anda dapat menggunakan alat bantu seperti analisis SWOT untuk memikirkan situasi dan lingkungan Anda saat ini, sementara Analisis Skenario membantu Anda memahami bagaimana masa depan dapat terjadi.
10. Komitmen terhadap Pertumbuhan Tim
Servant leadership berkomitmen terhadap pengembangan pribadi dan profesional setiap orang dalam tim mereka. Untuk mengembangkan karyawan Anda, pastikan Anda menggunakan penilaian kebutuhan pelatihan untuk memahami kebutuhan pengembangan mereka dan memberi mereka keterampilan yang mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Selain itu, cari tahu apa tujuan pribadi mereka, dan lihat apakah Anda bisa memberikan proyek atau tanggung jawab tambahan yang akan membantu mereka mencapainya.
Kelebihan dan Kekurangan Servant Leadership
Servant leadership dapat meningkatkan motivasi dan keberanian karyawan untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif. Hal ini karena pemimpin memberikan rasa memiliki dan kontrol kepada karyawan. Adapun kelebihan dan kekurangan dari gaya kepemimpinan ini adalah sebagai berikut:
Kelebihan Servant Leadership
Beberapa kelebihan dari servant leadership, yaitu:
- Pemimpin mendapatkan rasa hormat dari orang lain.
- Sering kali ada visi bersama dan kepercayaan yang lebih besar.
- Opini karyawan berkontribusi pada pengambilan keputusan perusahaan untuk hasil yang lebih baik.
- Individu berkembang dalam lingkungan yang mendukung.
- Membangun hubungan yang lebih dalam dan berdasarkan kepercayaan.
- Tingkat pertumbuhan staf internal yang tinggi.
- Meningkatkan kebanggaan dalam pekerjaan.
Kekurangan Servant Leadership
Sementara itu, servant leadership juga memiliki kekurangan, di antaranya:
- Hanya sedikit pemimpin yang akrab dengan jenis kepemimpinan ini.
- Mengadopsi tipe kepemimpinan ini mungkin membutuhkan perubahan budaya yang sulit.
- Beberapa orang mungkin menganggap pemimpin yang melayani sebagai pemimpin yang lemah atau tidak efektif.
- Mungkin tidak sinkron dengan manajemen kinerja perusahaan dan sistem insentif.
- Menurunnya motivasi dan sumber daya ketika pemimpin turun tangan untuk memperbaiki masalah bagi tim.
Servant Leadership di Tempat Kerja Modern
Tidak mengherankan jika servant leadership menjadi salah satu gaya kepemimpinan yang paling populer di tempat kerja modern. Meskipun gerakan ini sudah mulai populer sejak pertama kali dipublikasikan oleh Greenleaf, namun popularitasnya semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir karena orang-orang mencari sesuatu yang lebih dari atasan mereka.
Di masa lalu, banyak manajer dan bisnis yang beroperasi secara transaksional dengan karyawan. Karyawan mempertahankan tingkat kinerja yang diinginkan dan sebagai imbalannya mereka menerima gaji dan tunjangan. Namun hal ini tidak memaksimalkan hasil dari karyawan.
Sebaliknya, generasi milenial dan anggota Gen Z mencari lebih dari itu. Mereka mencari hubungan dengan tujuan dan misi organisasi. Mereka mencari cara untuk membangun karier mereka dengan diberdayakan dan dibimbing. Namun, mereka juga fokus pada kepemimpinan organisasi tempat mereka bekerja. Siapakah mereka? Apa yang mereka perjuangkan? Apakah mereka adalah orang yang ingin Anda ajak bekerja?
Kita telah melihat hal ini berulang kali dalam beberapa tahun terakhir ketika karyawan melakukan aksi walkout atau memposting di media sosial ketika organisasi tidak sejalan dengan keyakinan pribadi mereka. Namun, menerapkan kepemimpinan yang melayani dapat membantu menciptakan hubungan tersebut, memberdayakan karyawan, dan menunjukkan apa yang diperjuangkan oleh organisasi.
Hal-hal Penting yang Dapat Diambil dari Servant Leadership
- Kepemimpinan yang melayani berusaha untuk memindahkan interaksi manajemen dan karyawan dari kegiatan pengendalian dan menuju hubungan yang sinergis.
- Figur otoritas dalam lingkungan kepemimpinan pelayan berusaha untuk mendorong inovasi, memberdayakan karyawan, dan memastikan kesejahteraan orang-orang di sekitar mereka.
- Kepemimpinan yang melayani juga bertujuan untuk mengembangkan kualitas kepemimpinan pada orang lain.
- Gaya kepemimpinan ini mengharuskan seseorang untuk menunjukkan karakteristik seperti empati, mendengarkan, menjaga, dan komitmen terhadap pertumbuhan pribadi orang lain.
- Kepemimpinan pelayan atau servant leadership tidak cocok untuk semua situasi. Seorang komandan militer harus memiliki otoritas penuh untuk membuat keputusan hidup dan mati dengan cepat.
Kesimpulan
Pemimpin terbaik mampu menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka tergantung pada situasi, rekan satu tim, dan kebutuhan proyek tertentu. Hal terbaik yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin adalah mengidentifikasi motivator dan kebutuhan tim untuk mendukung mereka dengan cara yang memungkinkan tim untuk berkembang.
Ada pro dan kontra terhadap gaya kepemimpinan apa pun, dan beberapa gaya lebih cocok untuk konteks tertentu. Misalnya, dalam lingkungan militer yang membutuhkan ketepatan presisi dan protokol yang ketat, kepemimpinan otoriter diperlukan. Dalam lingkungan yang kurang terstruktur, seperti lingkungan penelitian di mana tim berinovasi bersama, kepemimpinan yang melayani lebih cocok.
Maka dari itu, perlu pertimbangan dan melihat situasi apakah servant leadership cocok untuk diterapkan pada organisasi atau perusahaan Anda atau tidak. Untuk itu, gaya ini juga menawarkan kelebihan dan kekurangan sebagai bahan pertimbangan Anda agar lebih mengenal akan seperti apa jika organisasi Anda menerapkan gaya servant leadership nantinya.
Untuk membaca artikel lain pada Look Media blog, klik pada tautan berikut. Look Media Blog.