Kenali 6 Pola Pikir Penghambat Produktivitas Anda
Jika Anda terkadang merasa frustrasi dengan sedikit hal yang dapat Anda kerjakan selama bekerja, Anda tidak sendirian. Penelitian menunjukkan bahwa hanya 26% orang yang meninggalkan tempat kerjanya merasa mereka hanya menyelesaikan sedikit pekerjaan dari dari yang diharuskan. Ini adalah hal yang umum jika Anda merasa sibuk namun tidak melakukan sesuatu yang penting.
Hidup bukanlah tentang menjadi sebuah robot produktif yang setiap detiknya harus dioptimalkan. Tetapi kebanyakan dari kita ingin merasa terorganisir dengan baik dan efisien dalam mengejar tujuan utama dan memecahkan masalah penting. Langkah pertama yang baik adalah memahami kesalahan mental yang biasanya menghalangi kita untuk fokus dan menyelesaikan pekerjaan yang berarti.
Di bawah ini merupakan beberapa pola pikir penghambat produktivitas Anda. Yuk simak!
Pola Pikir Penghambat Produktivitas
Berikut adalah 6 kesalahan pola pikir yang umum terjadi:
1. Mengatakan “Ya” pada Semua Hal dan kepada Semua Orang
Apakah Anda memiliki kecenderungan untuk mengatakan “ya” kepada semua orang? Kita selalu ingin menyenangkan orang lain dan bersikap fleksibel, namun jangan sampai mengorbankan produktivitas kita sendiri untuk melakukannya. Ingatlah bahwa setiap kali Anda mengatakan “ya” pada orang lain, Anda juga mengatakan “tidak” pada diri Anda sendiri. Meskipun sulit untuk mengatakan “tidak” saat seseorang datang untuk meminta bantuan cepat, menjadwalkan untuk menanganinya bersama di lain waktu akan membantu Anda tetap berada di jalur yang benar dan fokus.
Alih-alih mengatakan “ya,” coba mengatakan “tidak” dengan lembut. Gunakan kalimat seperti, “Aku ingin sekali membantu kamu, tapi kerjaan aku sudah penuh. Maaf aku tidak bisa menerimanya sekarang”.
2. Mengerjakan Banyak Hal (Multitasking)
Pernahkah Anda mendengar seseorang mengatakan bahwa multitasking itu bermanfaat? Jika pernah, sebaiknya Anda mengabaikannya. Mengapa? Multitasking, meskipun mungkin membuat Anda merasa lebih produktif, sebenarnya adalah pembunuh produktivitas yang sangat besar. Berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain mengharuskan Anda untuk memfokuskan kembali setiap kali beralih dari tugas satu ke tugas lain, yang menurut sebuah penelitian dapat memakan waktu hingga 30 menit.
Jika Anda memperhatikan, Anda akan menyadari bahwa pikiran Anda hanya dapat berkonsentrasi pada satu hal pada satu waktu. Jika Anda dapat berkonsentrasi pada satu hal tersebut dalam jangka waktu yang lama, Anda akan mendapatkan fokus, dan pada akhirnya, konsentrasi Anda akan mengalir. Namun, jika Anda terus beralih dari satu pekerjaan ke pekerjaan berikutnya, bagaimana Anda tahu mana yang sudah selesai?
Daripada mencoba menyelesaikan terlalu banyak hal dalam waktu singkat, lakukan lebih sedikit dan fokuslah pada satu tugas dalam satu waktu. Ketika Anda melakukan panggilan telepon, jangan pikirkan apa yang akan Anda lakukan selanjutnya.
3. Tidak Memberi Tubuh untuk Beristirahat
Ketika Anda sedang sangat sibuk, mungkin hal yang paling logis untuk dilakukan adalah terus bekerja tanpa beristirahat, tetapi sebenarnya tidak. Istirahat yang cukup dapat memberikan dampak signifikan terhadap produktivitas. Untuk tetap fokus sepenuhnya selama sprint dan kemudian beristirahat penuh dalam beberapa waktu. Ritme ini memungkinkan Anda untuk menyelesaikan sebanyak mungkin hal sekaligus mengurangi risiko kelelahan.
Kita bukanlah mesin, dan kita membutuhkan istirahat, relaksasi, dan waktu yang cukup untuk mengisi ulang tenaga. Mengabaikan rasa kemanusiaan Anda akan merugikan Anda. bekerja berjam-jam tanpa istirahat yang cukup dapat menyebabkan stres, kecemasan, insomnia, keputusasaan, dan banyak masalah kesehatan serius lainnya.
4. Terlalu Banyak Buang Waktu
Usaha kreatif jangka panjang, pemikiran strategis, dan pengembangan keterampilan serta hubungan, semuanya membutuhkan banyak perhatian yang terfokus. Sangat mudah untuk percaya bahwa Anda memiliki waktu seharian atau bahkan beberapa jam untuk menyelesaikan jenis tugas tersebut dan kemudian menyusun prioritas Anda berdasarkan gagasan tersebut.
Rapat, email, panggilan telepon, dan lain-lain dapat menyita sebagian besar waktu kita di kantor. Tanpa perencanaan yang tepat, aspek-aspek yang membosankan dalam kehidupan sehari-hari akan menghabiskan lebih banyak waktu tersebut. Makan malam, hewan peliharaan, anak-anak, dan mandi, semuanya membutuhkan waktu.
Jujurlah pada diri Anda sendiri jika Anda ingin produktif di malam hari. Anda bisa lebih berani memilih prioritas utama Anda dan menjaga diri Anda dari gangguan selama periode tertentu jika Anda menyadari waktu singkat yang Anda miliki untuk bekerja secara terfokus. Ketika Anda memiliki waktu luang 60 hingga 90 menit, cobalah untuk berkonsentrasi pada tujuan jangka panjang Anda.
Ingatlah bahwa pekerjaan yang paling sulit dan penting sekalipun mencakup beberapa kegiatan administratif (seperti mencari referensi saat menulis buku) yang tidak membutuhkan banyak usaha atau kreativitas. Identifikasi tugas-tugas tersebut dan masukkan ke dalam 15 menit ekstra yang Anda miliki di antara rapat atau jeda waktu yang lebih lama di mana Anda yakin akan ada interupsi sebagai solusi untuk tugas-tugas yang lebih sulit. Hitung berapa banyak waktu yang Anda perlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas harian tersebut, dan berapa banyak waktu yang tersisa untuk tugas-tugas tambahan.
5. Pola Pikir All-Or-Nothing
Kita sering menduga bahwa mengubah suatu kebiasaan dapat meningkatkan produktivitas kita, namun secara psikologis kita enggan untuk melakukan perubahan tersebut. Sebagai contoh, Anda mungkin percaya bahwa tidur lebih banyak akan membantu Anda menjadi lebih produktif, namun Anda adalah seorang night owl yang mencemooh saran untuk tidur lebih awal. Daripada berfokus pada hal yang tidak Anda sukai, carilah perubahan yang bisa Anda lakukan dan tidak terlalu sulit. Dengan menghabiskan 30 menit terakhir dari hari kerja Anda untuk mempersiapkan hari berikutnya, Anda mungkin dapat dengan mudah menyesuaikan waktu tidur 10-15 menit lebih awal.
Anda tidak akan melakukan perubahan apa pun jika Anda yakin Anda harus mengubah waktu tidur Anda selama dua jam atau tidak sama sekali. Ketika Anda melakukan penyesuaian kecil yang efektif, keinginan Anda untuk melakukan lebih banyak perubahan hampir pasti akan tumbuh.
6. Pola Pikir Bangun Terlalu Pagi itu Baik
Kedengarannya aneh, tapi mari simak dahulu. Anda mungkin pernah mendengar bahwa menambahkan satu jam ke dalam hari Anda sesederhana ini: Cukup bangun 60 menit lebih awal dari biasanya.
Meskipun “bangun lebih awal” adalah saran produktivitas yang populer, itu tidak akan berhasil jika jadwal baru Anda menyebabkan Anda kurang tidur. Seperti yang mungkin pernah Anda dengar, hal ini akan berdampak buruk pada ingatan jangka pendek dan jangka panjang, fokus, kemampuan mengambil keputusan, pemrosesan matematika, dan kecepatan kognitif Anda. Menambah waktu tidur Anda hanya akan membuat Anda lebih produktif.
Tentu saja, Anda bisa mendapatkan lebih banyak tidur jika Anda tidur satu jam lebih awal, tapi membuat tubuh kita menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru sering kali lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, dan Anda tidak akan memberi diri Anda waktu ekstra. Jam tubuh setiap orang berbeda, dan mereka paling produktif pada waktu yang berbeda sepanjang hari.
Jadi, meskipun begadang atau bangun lebih awal untuk menyelesaikan sebuah proyek terkadang diperlukan, ini bukanlah rencana yang tepat untuk meningkatkan produktivitas jangka panjang Anda. Tidurlah yang cukup dan Anda akan dapat menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dengan lebih baik dalam jangka panjang.
Penyebab Adanya Pola Pikir yang Menghambat Produktivitas
Penyebab pola pikir yang menghambat produktivitas dapat muncul dari berbagai penyebab, yang sering kali berakar pada pola psikologis dan perilaku. Berikut adalah beberapa faktor utama yang berkontribusi pada pola pikir seperti itu:
- Takut gagal: Anda mungkin enggan mengambil tindakan atau membuat keputusan karena takut gagal atau membuat kesalahan. Ketakutan ini dapat menyebabkan perilaku menunda-nunda dan menghindar, yang pada akhirnya menghambat produktivitas.
- Perfeksionisme: Berusaha mencapai kesempurnaan dapat melumpuhkan. Ketika seseorang menetapkan standar yang terlalu tinggi untuk diri mereka sendiri, mereka dapat menjadi terlalu kritis terhadap pekerjaan mereka, yang mengarah pada keraguan dan penundaan. Pola pikir perfeksionis ini dapat menghambat kemajuan dan produktivitas.
- Kurangnya tujuan yang jelas: Tanpa tujuan yang jelas dan dapat ditindaklanjuti, individu mungkin akan kesulitan untuk memprioritaskan tugas dan tetap fokus. Kurangnya arahan dapat menyebabkan aktivitas tanpa tujuan, gangguan, dan rasa kewalahan, yang pada akhirnya mengurangi produktivitas.
Mengatasi penyebab utama dari pola pikir yang menghambat produktivitas ini melibatkan kesadaran diri, strategi proaktif, dan terkadang, mencari dukungan eksternal seperti konseling atau intervensi di tempat kerja. Dengan mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor ini, individu dapat mengembangkan pola pikir yang kondusif untuk produktivitas.
Dampak Memiliki Pola Pikir yang Menghambat Produktivitas
Dampak dari pola pikir yang menghambat produktivitas bisa sangat besar dan luas, mempengaruhi berbagai aspek kehidupan pribadi dan profesional seseorang. Dampak tersebut seperti:
- Penurunan efisiensi: Kesalahan pola pikir dapat menyebabkan kebiasaan kerja yang tidak efisien, seperti menunda-nunda, perfeksionis, atau kurang fokus. Ketidakefisienan ini mengakibatkan pemborosan waktu dan sumber daya, yang pada akhirnya mengurangi produktivitas secara keseluruhan.
- Meningkatnya stres dan kelelahan: Terus-menerus melawan kesalahan pola pikir dapat berkontribusi pada meningkatnya tingkat stres dan kelelahan. Tekanan untuk bekerja meskipun ada penghambat produktivitas dapat menyebabkan kelelahan, ketegangan emosional, dan masalah kesehatan fisik.
- Dampak negatif pada relasi: Penghambat produktivitas dapat merembet ke dalam hubungan interpersonal, yang mengarah ke konflik, kesalahpahaman, dan interaksi yang tegang. Hal ini dapat memengaruhi kerja tim, kolaborasi, dan moral secara keseluruhan di tempat kerja atau lingkungan sosial.
- Menurunnya kualitas pekerjaan: Ketika produktivitas terhalang oleh kesalahan pola pikir, kualitas pekerjaan dapat menurun. Upaya yang terburu-buru atau setengah hati, didorong oleh penundaan atau perfeksionisme, dapat menghasilkan hasil di bawah standar dan merusak reputasi dan kredibilitas.
- Kerugian finansial: Berkurangnya produktivitas dapat berdampak pada keuangan, baik bagi individu maupun organisasi. Tenggat waktu yang terlewat, hasil kerja yang menurun, dan kualitas kerja yang buruk dapat mengakibatkan hilangnya pendapatan, bonus yang tidak diterima, atau bahkan kehilangan pekerjaan.
Cara mengatasi kesalahan pola pikir yang menghambat produktivitas membutuhkan kesadaran diri, strategi proaktif, dan terkadang, intervensi atau dukungan profesional. Dengan mengenali dan mengatasi hambatan-hambatan ini, individu dapat mengembangkan pola pikir yang lebih positif dan produktif, yang mengarah pada peningkatan kinerja, kepercayaan diri, dan kesuksesan.
Cara Mencegah Memiliki Pola Pikir yang Menghambat Produktivitas
Mencegah kesalahan pola pikir yang menghambat produktivitas melibatkan pengembangan kesadaran diri dan menerapkan strategi proaktif untuk menumbuhkan pola pikir yang positif dan produktif. Berikut adalah beberapa langkah untuk membantu mencegah kesalahan ini:
- Kembangkan kesadaran diri: Perhatikan pikiran, emosi, dan perilaku Anda yang berkaitan dengan produktivitas. Kenali pola-pola berbicara dengan diri sendiri yang negatif, penundaan, perfeksionisme, atau kesalahan pola pikir lainnya yang mungkin menghambat produktivitas Anda.
- Tetapkan tujuan yang jelas dan dapat dicapai: Tetapkan tujuan yang jelas, spesifik, dan dapat dicapai untuk memberikan arahan dan motivasi. Pisahkan tujuan yang lebih besar menjadi tugas-tugas yang lebih kecil dan dapat dikelola untuk mencegah kewalahan dan memfasilitasi kemajuan.
- Memprioritaskan tugas secara efektif: Gunakan teknik seperti Urgent/Important Principle atau metode ABCDE untuk memprioritaskan tugas berdasarkan tingkat kepentingan dan urgensinya. Fokuslah pada tugas-tugas dengan prioritas tinggi yang selaras dengan tujuan dan nilai-nilai Anda.
- Mengelola waktu dengan Bijak: Terapkan strategi manajemen waktu seperti membuat jadwal harian, menetapkan batas waktu untuk tugas-tugas, dan meminimalkan gangguan.
Dengan menerapkan strategi-strategi ini dan tetap waspada terhadap kesalahan pola pikir, Anda dapat mengembangkan pola pikir yang positif dan tangguh yang mendukung produktivitas baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional Anda.
Kesimpulan
Sebagai refleksi, dengan mengenali hambatan-hambatan ini, dapat membuka jalan untuk meningkatkan efisiensi dan pencapaian. Melalui kesadaran diri, ketahanan, dan strategi proaktif, individu dapat mengubah pola pikir diri, membuka potensi penuh mereka dan menumbuhkan budaya peningkatan berkelanjutan. Mengenali wawasan ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga menumbuhkan perjalanan kehidupan yang lebih memuaskan dan bermanfaat menuju pencapaian diri.
Untuk membaca artikel lain pada Look Media blog, klik pada tautan berikut. Look Media Blog.