Immersive Learning: Cara Baru untuk Belajar, Berlatih, dan Berkembang
Immersive learning mungkin sudah ada selama beberapa dekade, tetapi kemajuan teknologi telah membawanya ke tingkat yang sama sekali baru. Virtual reality (VR) dan augmented reality (AR) telah mengubah immersive learning menjadi pengalaman digital yang interaktif dan menyerupai dunia nyata.
Selama ini, immersive learning telah digunakan untuk menguasai keterampilan tertentu. Misalnya, latihan evakuasi darurat atau pelatihan petugas pemadam kebakaran yang menyempurnakan kemampuannya melalui simulasi kebakaran terkendali. Namun, AR dan VR kini mampu meniru situasi dunia nyata secara realistis dalam lingkungan digital yang aman dan menarik. Berbeda dengan pembelajaran di kelas tradisional, peserta tidak lagi menjadi penonton pasif. Mereka justru dapat berlatih dan menerapkan keterampilan mereka sedekat mungkin dengan kondisi dunia nyata.
Teknologi AR dan VR telah membuka berbagai peluang baru dalam dunia pembelajaran, baik di lingkungan perusahaan maupun institusi pendidikan.
Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang lingkungan immersive learning, mulai dari teknologi yang digunakan hingga bagaimana penerapannya dalam meningkatkan pengalaman belajar digital.
Apa Itu Immersive Learning, dan Bagaimana Cara Menggunakannya?
Immersive learning berakar pada ilmu perilaku (behavioral science) dan didasarkan pada prinsip sederhana: latihan membuat sempurna. Manusia belajar paling efektif melalui praktik langsung. Pengulangan membantu kita menyempurnakan keterampilan dan meningkatkan daya ingat terhadap pengetahuan yang telah dipelajari. Karena alasan inilah, simulasi dan permainan peran (role-playing) imersif telah lama menjadi bagian penting dalam program pembelajaran dan pengembangan di seluruh dunia.
Immersive learning sering digunakan untuk mengembangkan hard skills, seperti kesadaran situasional, prosedur operasional, serta praktik keselamatan dan kesehatan kerja. Contohnya, pelatihan keterampilan teknis seperti merakit produk atau belajar menerbangkan pesawat.
Namun, immersive learning juga sangat efektif untuk meningkatkan soft skills, terutama dalam bidang layanan pelanggan dan pengembangan kepemimpinan. Misalnya, bagaimana cara menghadapi pelanggan yang menuntut atau memimpin percakapan dengan anggota tim yang kinerjanya kurang optimal.
Teknologi Dibalik Immersive Learning
Yang membuat immersive learning berbasis teknologi begitu menarik adalah sensasi seolah-olah Anda benar-benar berada di dalam lingkungan virtual. Untuk mencapai tingkat realisme seperti ini, dibutuhkan kolaborasi dari berbagai bidang, seperti:
- Desain Instruksional
- UX (User Experience)
- Data Science
- Suara dan Film Desainer
Peserta juga memerlukan peralatan yang tepat. Pembelajar menggunakan headset, perangkat desktop, atau aplikasi seluler untuk masuk ke lingkungan virtual. Teknologi ini membawa pengguna ke versi online yang realistis dari dunia fisik. Alih-alih berinteraksi dengan manusia nyata, pembelajar berinteraksi dengan avatar virtual dan menggunakan digital twin atau salinan virtual dari alat serta elemen yang ada di dunia nyata.
Dengan VR (Virtual Reality), hampir semua lingkungan atau tugas dapat diciptakan kembali. Pembelajar akan merasakan sensasi seolah-olah mereka benar-benar hadir secara fisik di dunia virtual tersebut, menjadikannya pengalaman yang menarik dan berdampak.
Kehadiran metaverse juga diprediksi menjadi titik perubahan besar. Ketika dunia fisik dan virtual bergabung di metaverse, peluang untuk menciptakan pengalaman belajar yang menarik akan meningkat pesat. Pembelajar dan pendidik dapat bergerak, berinteraksi, dan berkolaborasi dengan satu sama lain serta dengan digital twin di berbagai lingkungan online. Potensinya tidak terbatas, dan semua ini dapat dilakukan dari kenyamanan rumah masing-masing.
Virtual Reality vs. Augmented Reality
Kita sudah banyak membahas tentang AR dan VR, tetapi apa sebenarnya arti keduanya? Mari kita perjelas agar tidak bingung.
VR (Virtual Reality) adalah pengalaman yang sepenuhnya imersif dan dapat diakses melalui headset khusus. Headset VR biasanya dilengkapi dengan headphone atau controller untuk membantu pengguna bergerak dan berinteraksi di dalam lingkungan virtual.
Dengan menggunakan headset VR, pengguna dapat melihat dan mendengar seolah-olah mereka benar-benar berada di dunia nyata. Pengalaman ini membuat pengguna merasa hadir secara emosional dan mental dalam situasi tersebut, menjadikannya alat pembelajaran yang sangat kuat dan mendalam.
Sebaliknya, AR (Augmented Reality) menggabungkan dan memperkaya bagian dari dunia nyata dengan konten digital. Pengguna dapat menggunakan perangkat seluler untuk menampilkan video, gambar, atau model 3D yang muncul di atas lingkungan nyata mereka. Contoh terkenal dari penerapan Augmented Reality adalah permainan Pokémon Go.
AR lebih mudah diakses dibandingkan VR karena tidak memerlukan peralatan khusus seperti headset. Cukup dengan smartphone, pengguna sudah bisa menikmati pengalaman AR secara langsung.
Cara Membangun Lingkungan Immersive Learning
Tanpa diragukan, immersive learning berbasis teknologi merupakan peluang yang menarik dan transformatif. Sangat menggoda untuk langsung terjun ke dalamnya. Namun, membangun lingkungan immersive learning dari nol bisa memakan waktu dan cukup menantang.
Langkah pertama adalah memilih teknologi yang tepat. Pertimbangkan faktor seperti ketersediaan ruang fisik, waktu, dan anggaran yang dimiliki. Pastikan juga teknologi imersif yang dipilih benar-benar mendukung tujuan pembelajaran. Menggunakan VR atau AR hanya demi mengikuti tren dapat menjadi mahal dan tidak efektif jika tidak sejalan dengan hasil pembelajaran yang diinginkan.
Perlu diingat bahwa pengalaman belajar imersif berbeda dengan pembelajaran tradisional di kelas. Peserta memiliki kontrol yang lebih besar terhadap pengalaman mereka, sehingga perencanaan dan persiapan harus dilakukan dengan hati-hati, termasuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang bisa terjadi.
Selain itu, selalu utamakan kebutuhan peserta belajar. Tingkat kemampuan teknologi pengguna bisa sangat beragam. Peserta yang terbiasa dengan dunia gim mungkin akan dengan cepat menikmati pengalaman belajar imersif sebagai sesuatu yang menyenangkan dan menarik. Namun, peserta lain bisa jadi merasa kurang nyaman dengan teknologi tersebut. Sebagai pedoman umum, batasi durasi sesi sekitar 15–20 menit agar tetap efektif dan tidak membuat peserta kewalahan.
Terakhir, perhatikan aspek aksesibilitas. Beberapa peserta mungkin memiliki disabilitas atau keterbatasan dan menggunakan teknologi bantu. Memastikan bahwa konten pembelajaran dapat diakses oleh semua orang memerlukan waktu, perencanaan, dan sumber daya yang memadai.
Bagaimana Immersive Learning Meningkatkan Pembelajaran Digital
Dalam konteks pembelajaran digital, immersive learning membawa pengalaman belajar ke tingkat yang lebih tinggi. Teknologi ini memberikan peluang tak terbatas bagi peserta untuk menghidupkan pengetahuan mereka dalam situasi yang menyerupai dunia nyata. Alih-alih hanya menjadi penerima informasi secara pasif, peserta belajar terlibat secara aktif melalui pembelajaran berbasis praktik.
Keunggulan immersive learning tidak berhenti di situ. Salah satu manfaat utamanya adalah kemampuannya untuk memblokir gangguan dari dunia nyata. Peserta dapat lebih fokus pada proses belajar tanpa terganggu oleh notifikasi atau tab yang terbuka di layar. Dengan lebih sedikit distraksi dan pengalaman belajar yang lebih menarik secara keseluruhan, peserta akan lebih mudah menyerap dan mengingat pengetahuan serta keterampilan baru.
Selain itu, karena AR dan VR meniru situasi nyata di dunia fisik, peserta dapat belajar dari kesalahan mereka tanpa risiko. Lingkungan virtual yang aman memungkinkan mereka untuk bereksperimen, mencoba pendekatan baru, dan memperbaiki kesalahan tanpa konsekuensi dunia nyata.
Jika manfaat ini digabungkan dengan fleksibilitas pembelajaran digital, yang dapat diakses kapan saja, di mana saja, dan dengan kecepatan belajar yang disesuaikan, hasilnya adalah kombinasi yang sangat kuat untuk meningkatkan efektivitas dan keterlibatan dalam proses belajar.
Bagaimana Immersive Learning Digunakan dalam Dunia Pendidikan Saat Ini
Pelatih korporat dan profesional pendidikan kini memanfaatkan pembelajaran imersif secara kreatif untuk memperkaya pengalaman belajar peserta.
Dalam pembelajaran keterampilan lunak (soft skills), teknologi Augemented Reality dan Virtual Reality digunakan agar peserta dapat berlatih keterampilan percakapan dengan karakter virtual. Misalnya, seorang mahasiswa kedokteran dapat berlatih melakukan percakapan sulit dengan pasien, sementara seorang manajer dapat mempraktikkan cara melakukan pertemuan disipliner dengan bawahannya. Mahasiswa pun dapat berlatih menghadapi berbagai jenis wawancara kerja, sehingga mereka lebih siap dan percaya diri. Dalam setiap situasi, peserta memiliki kendali penuh atas pengalaman belajar dan dapat mengulangi simulasi sebanyak yang diperlukan hingga merasa mahir.
Hal serupa juga berlaku untuk pelatihan keterampilan teknis (hard skills). Peserta dapat berlatih melakukan proses kompleks atau tugas teknis sesuai kecepatan mereka sendiri, tanpa biaya tinggi, tantangan logistik, atau risiko yang biasanya dihadapi di dunia nyata.
Pendekatan ini memberikan keuntungan ganda, baik bagi organisasi maupun peserta. Organisasi mendapatkan sumber daya manusia yang lebih siap dan terampil, sementara peserta menikmati pengalaman belajar yang lebih aman, fleksibel, dan efektif.
Pelatihan dan Praktik Immersive Learning
Pembelajaran yang didukung oleh AR (Augmented Reality) dan VR (Virtual Reality) berada di garis terdepan inovasi pendidikan dan pelatihan. Digital Learning Institute menjadi salah satu pionir di bidang ini melalui programnya, Professional Certificate in Immersive Learning.
Program terakreditasi ini ditujukan bagi instructional designer di lingkungan korporat maupun pendidikan, dan dirancang untuk membekali peserta dengan kemampuan membangun serta menciptakan pengalaman immersive learning menggunakan simulasi, AR, dan VR.
Karena bidang ini terus berkembang pesat dan berubah dengan cepat, sertifikasi tersebut selalu diperbarui untuk mencakup praktik terbaik terkini dan penggunaan alat imersif terbaru, memastikan peserta tetap relevan dan siap menghadapi tantangan masa depan dunia pembelajaran digital.
Kesimpulan
Immersive learning menghadirkan revolusi dalam cara kita belajar dengan memanfaatkan teknologi seperti Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), dan simulasi interaktif. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan keterlibatan dan motivasi peserta, tetapi juga mempercepat pemahaman melalui pengalaman langsung dan kontekstual. Dengan menciptakan lingkungan belajar yang realistis dan partisipatif, Immersive learning membantu individu mengembangkan keterampilan praktis, berpikir kritis, serta kemampuan memecahkan masalah secara efektif. Seiring kemajuan teknologi dan meningkatnya kebutuhan akan pembelajaran yang relevan dan adaptif, Immersive learning menjadi kunci untuk masa depan pendidikan dan pelatihan yang lebih dinamis dan berdampak.
Untuk membaca artikel lain pada Look Media blog, klik pada tautan berikut. Look Media Blog.