Kenali 5 Tipe Impostor Syndrome dan Cara Mengatasinya jika Terjadi pada Anda!
Pernahkah Anda merasa hanya berpura-pura sukses, menunggu saat semua orang menyadari bahwa Anda penipu? Atau mungkin Anda terus-menerus khawatir bahwa orang lain akan mengetahui ketidakmampuan Anda yang sebenarnya meskipun ada bukti yang menunjukkan sebaliknya? Jika ya, mungkin Anda menderita impostor syndrome.
Fenomena psikologis ini mempengaruhi banyak orang, mulai dari seorang profesional berprestasi hingga pelajar yang kreatif. Terlepas dari pencapaian dan validasi eksternal mereka, penderita impostor syndrome terus-menerus meragukan kemampuan mereka dan takut terungkap sebagai penipu. Dari selebritas dan CEO, hingga artis dan atlet, banyak orang sukses yang menyembunyikan keraguan terhadap kemampuan mereka sendiri.
Dalam artikel ini, kita akan mempelajari tentang impostor syndrome, mengeksplorasi penyebab, dampak, dan cara untuk mengatasinya.
Pengertian Impostor Syndrome
Impostor Syndrome, juga dikenal sebagai Imposter Phenomenon atau Fraud Syndrome, mengacu pada pola psikologis di mana individu meragukan kemampuan dan prestasi mereka, takut bahwa mereka hanyalah penipu yang pada akhirnya akan terungkap sebagai penipu. Meskipun ada bukti eksternal mengenai kompetensi dan kesuksesan, mereka yang mengalami impostor syndrome sering kali mengaitkan pencapaian mereka dengan keberuntungan atau faktor eksternal lainnya, bukan keterampilan atau kemampuan mereka sendiri. Fenomena ini dapat menimbulkan rasa takut yang terus-menerus akan diketahui sebagai penipu dan dapat berdampak negatif terhadap harga diri dan kesejahteraan mental seseorang secara keseluruhan.
Apa yang membedakan impostor syndrome dengan keraguan diri secara umum adalah intensitasnya. Impostor syndrome biasanya memiliki intensitas yang lebih tinggi daripada keraguan diri secara umum. Orang dengan impostor syndrome sering kali merasa sangat tidak percaya diri dan tidak layak, bahkan dalam hal-hal yang mereka kuasai dengan baik.
Penyakit ini tidak terbatas pada pendatang baru di suatu industri, tetapi dapat mempengaruhi individu di setiap tahap karir mereka. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa semakin sukses seseorang, maka semakin besar kemungkinan mereka mengalami impostor syndrome. Fenomena pertentangan ini menyoroti betapa penampilan seringkali menipu; orang yang kita anggap percaya diri dan berprestasi mungkin diam-diam menyimpan rasa tidak aman yang mendalam terhadap kemampuan mereka. Memahami aspek ini membantu menumbuhkan empati terhadap diri sendiri dan orang lain yang berjuang melawan perasaan tidak mampu ini.
Dampak buruk dari Impostor Syndrome lebih dari sekadar tekanan pribadi; itu juga menghambat pertumbuhan profesional. Mereka yang terkena sindrom ini mungkin menghindari peluang untuk maju atau menghindari mengambil proyek yang menantang karena ketakutan mereka akan kegagalan atau dianggap sebagai penipu. Dengan mengenali Impostor Syndrome, kita dapat lebih memahami diri sendiri dan mengatasinya dengan lebih efektif.
Tanda-tanda Impostor Syndrome
Impostor syndrome adalah fenomena tidak menyenangkan yang memengaruhi banyak orang, menyebabkan mereka meragukan pencapaian mereka sendiri dan terus-menerus hidup dalam ketakutan akan terungkap sebagai penipu. Salah satu tanda sindrom ini adalah perasaan tidak memiliki atau tidak layak dalam bidangnya sendiri. Meskipun ada validasi eksternal dan bukti kompetensi, individu dengan sindrom ini cenderung meremehkan pencapaian mereka, menghubungkannya dengan keberuntungan atau faktor eksternal daripada keterampilan dan kerja keras mereka sendiri.
Tanda umum lainnya dari sindrom penipu adalah kecenderungan untuk bekerja terlalu keras dan kelelahan. Impostors sering kali merasa perlu untuk terus-menerus membuktikan diri, sehingga membuat mereka mengambil terlalu banyak tanggung jawab dan kesulitan menetapkan batasan. Standar tinggi yang mereka tetapkan untuk diri mereka sendiri dapat menyebabkan stres kronis, kecemasan, dan bahkan masalah kesehatan fisik. Pola pikir perfeksionis yang terkait dengan sindrom penipu menciptakan siklus yang berkelanjutan: semakin banyak kesuksesan yang dicapai seseorang, semakin besar tekanan yang mereka rasakan untuk mempertahankannya – sehingga melanggengkan perasaan tidak mampu.
Berikut adalah beberapa poin tanda-tanda impostor syndrome:
- Perasaan tidak pantas atau tidak layak atas pencapaian.
- Merasa bahwa kesuksesan hanyalah keberuntungan atau kebetulan.
- Meragukan kemampuan diri sendiri.
- Merasa takut bahwa orang lain akan mengetahui bahwa Anda sebenarnya adalah seorang penipu.
- Menyembunyikan kesuksesan dari orang lain.
- Menghindari tantangan baru.
- Merasa sulit untuk mempercayai kesuksesan Anda.
- Merasa tidak mampu untuk mencapai tujuan Anda.
- Merasa stres dan cemas.
Penyebab
Impostor syndrome dapat disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya:
1. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi sindrom ini, seperti pengalaman masa lalu, ekspektasi yang terlalu tinggi, atau tekanan dari lingkungan. Pengalaman masa lalu yang negatif, seperti kegagalan atau kritik yang berlebihan. Ekspektasi yang terlalu tinggi, baik dari diri sendiri maupun dari orang lain. Tekanan dari lingkungan, contohnya persaingan yang ketat atau lingkungan kerja yang toxic.
2. Faktor kepribadian
Faktor kepribadian yang dapat mempengaruhi sindrom ini, seperti perfeksionis atau memiliki standar yang tinggi. Orang yang perfeksionis sering kali merasa bahwa mereka tidak pernah cukup baik, bahkan ketika mereka telah mencapai kesuksesan. Begitu juga memiliki standar yang tinggi, orang yang memiliki standar yang tinggi sering kali merasa bahwa mereka tidak akan pernah bisa mencapai apa yang mereka inginkan.
3. Faktor biologis
Faktor biologis yang dapat mempengaruhi sindrom ini, seperti genetika atau kondisi medis tertentu. Pada faktor genetik, beberapa penelitian menunjukkan bahwa impostor syndrome dapat diturunkan. Sedangkan pada kondisi medis tertentu, contohnya yaitu depresi atau gangguan kecemasan.
Dengan mengenali penyebab-penyebab ini, dapat membantu individu mengatasi dan mengatasi perasaan palsu, menumbuhkan rasa percaya diri, dan keyakinan pada kemampuan mereka.
Dampak
Impostor syndrome dapat memiliki dampak negatif yang signifikan pada kehidupan seseorang, baik secara pribadi maupun profesional. Berikut adalah beberapa dampaknya, di antaranya:
- Menurunkan kepercayaan diri. Orang dengan sindrom ini sering kali memiliki kepercayaan diri yang rendah. Mereka merasa bahwa mereka tidak cukup baik dan tidak pantas atas pencapaian mereka.
- Menghambat performa. Sindrom ini dapat menghambat performa seseorang di berbagai bidang. Orang dengan sindrom impostor mungkin menghindari tantangan baru, menolak promosi, atau merasa sulit untuk mengambil risiko.
- Menyebabkan stres dan kecemasan. Sindrom ini dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang berlebihan. Orang dengan sindrom impostor mungkin merasa khawatir bahwa mereka akan gagal atau bahwa orang lain akan mengetahui bahwa mereka sebenarnya adalah seorang penipu.
- Membatasi pencapaian. Sindrom ini dapat membatasi pencapaian seseorang. Orang dengan sindrom impostor mungkin tidak bersedia untuk mencoba hal-hal baru atau mengambil risiko karena takut gagal.
- Berdampak negatif pada hubungan interpersonal seseorang. Orang dengan sindrom ini mungkin merasa sulit untuk mempercayai orang lain atau membiarkan orang lain melihat mereka yang sebenarnya. Mereka juga mungkin merasa sulit untuk menerima bantuan dari orang lain.
Tipe-tipe Impostor Syndrome
Ada lima tipe impostor syndrome yang telah diidentifikasi oleh Dr. Valerie Young, penulis buku “The Secret Thoughts of Successful Women: Why Capable People Suffer from the Impostor Syndrome and How to Thrive in Spite of It“. Tipe-tipe tersebut meliputi:
1. The Perfectionist
Tipe ini memiliki standar yang sangat tinggi untuk diri sendiri dan sering kali merasa tidak puas dengan pekerjaan mereka, bahkan ketika mereka telah melakukan pekerjaan dengan baik. Mereka juga sering kali merasa takut gagal dan takut dikritik oleh orang lain.
2. The Natural Genius
Tipe ini percaya bahwa mereka harus memiliki bakat alami untuk berhasil di suatu bidang. Jika mereka harus bekerja keras untuk mencapai sesuatu, mereka akan merasa seperti seorang penipu. Mereka juga sering kali merasa takut gagal dan mengecewakan orang lain.
3. The Soloist
Tipe ini percaya bahwa mereka harus melakukan semuanya sendiri dan tidak boleh meminta bantuan orang lain. Mereka merasa bahwa meminta bantuan adalah tanda kelemahan dan bahwa mereka tidak mampu melakukannya sendiri. Mereka juga sering kali merasa takut dihakimi oleh orang lain.
4. The Expert
Tipe ini merasa bahwa mereka harus mengetahui segala sesuatu tentang suatu bidang sebelum mereka dapat dianggap kompeten. Mereka terus-menerus belajar dan mencoba untuk meningkatkan pengetahuan mereka. Namun, mereka sering kali merasa bahwa mereka tidak pernah cukup baik.
5. The Superhero
Tipe ini merasa bahwa mereka harus melakukan segalanya dengan sempurna dan tidak boleh membuat kesalahan. Mereka bekerja sangat keras dan sering kali mengorbankan kehidupan pribadi mereka demi pekerjaan. Namun, mereka sering kali merasa bahwa mereka tidak pernah cukup baik.
Penting untuk dicatat bahwa banyak orang mengalami kombinasi dari beberapa tipe Impostor Syndrome. Misalnya, seseorang mungkin perfeksionis dan juga seorang ahli.
Mengenali bentuk-bentuk sindrom penipu ini memungkinkan kita untuk lebih memahami diri sendiri dan orang lain sambil berupaya mengatasi perasaan tidak aman yang merugikan ini. Dengan menyadari bahwa kita tidak sendirian dalam mengalami fenomena ini dan secara aktif mencari sistem dukungan dalam komunitas yang berbeda, kita dapat berjuang untuk pertumbuhan pribadi dan kesuksesan profesional dengan lebih percaya diri.
Cara Mengatasi Impostor Syndrome
Ketika Anda merasa sedang mengalami impostor syndrome, ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mengatasinya, antara lain:
- Fokus pada pencapaian Anda. Tulis daftar pencapaian Anda, baik yang besar maupun kecil. Hal ini dapat membantu Anda untuk melihat bahwa Anda sebenarnya telah mencapai banyak hal.
- Dengarkan umpan balik positif. Ketika orang lain memberi Anda pujian, cobalah untuk menerimanya dengan rendah hati. Jangan menolak pujian tersebut hanya karena Anda tidak percaya diri.
- Tetapkan tujuan yang realistis. Jangan menetapkan tujuan yang terlalu tinggi untuk diri sendiri. Hal ini hanya akan membuat Anda merasa tidak mampu mencapainya.
- Cari dukungan. Berbicaralah dengan teman, keluarga, atau terapis tentang perasaan Anda. Mereka dapat memberikan dukungan dan dorongan yang Anda butuhkan.
- Belajar untuk menerima kegagalan. Semua orang membuat kesalahan. Ketika Anda membuat kesalahan, jangan terlalu keras pada diri sendiri. Cobalah untuk belajar dari kesalahan Anda dan terus maju.
- Bandingkan diri Anda dengan diri sendiri. Jangan membandingkan diri Anda dengan orang lain. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Fokuslah pada peningkatan diri sendiri.
- Bersyukurlah. Luangkan waktu untuk menghargai pencapaian Anda. Berikan penghargaan pada diri sendiri atas kerja keras dan usaha Anda.
Pada akhirnya, ingatlah bahwa kesuksesan tidak hanya bergantung pada kesempurnaan atau mengetahui segalanya. Tanamkan pola pikir bahwa belajar adalah perjalanan seumur hidup dan bukan tujuan yang ingin dicapai. Dengan membingkai ulang sindrom impostor sebagai peluang untuk pengembangan pribadi dan bukan sebagai penghalang yang menghalangi Anda, Anda memberdayakan diri Anda untuk melampaui batasan yang ditetapkan oleh pikiran Anda sendiri – yang pada akhirnya membuka jalan menuju kesuksesan dan kepuasan dalam semua aspek kehidupan.
Kesimpulan
Impostor syndrome adalah kondisi psikologis yang ditandai dengan perasaan tidak pantas atau tidak layak atas pencapaian yang telah diraih. Hal ini dapat berdampak buruk pada harga diri, kesehatan mental, dan pertumbuhan profesional seseorang. Namun, penting untuk menyadari bahwa perasaan ini sering kali tidak berdasar dan tidak mencerminkan kenyataan. Dengan mengubah pemikiran kita dan mencari dukungan dari orang lain, kita dapat mengatasi sindrom impostor dan memanfaatkan potensi diri kita yang sebenarnya.
Jadi, jika Anda meragukan kemampuan Anda, ingatlah bahwa Anda tidak sendirian dan Anda lebih mampu daripada yang Anda kira, sehingga Anda dapat mengatasi sindrom impostor dan mencapai potensi Anda yang sebenarnya.
Untuk membaca artikel lain pada Look Media blog, klik pada tautan berikut. Look Media Blog.