Model ADDIE: Cara Mengoptimalkan Pembelajaran dengan 5 Elemen
Desain instruksional adalah pendekatan sistematis untuk analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi materi dan kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran terjadi dimanapun kita lakukan, mungkin kita berpikir dahulu pembelajaran itu terjadi di sekolah, namun kini sudah tidak lagi karena proses pembelajaran dapat dilaksanakan dimana saja. Pembelajaran dapat dilakukan baik di sekolah, kantor, organisasi ataupun melalui luring atau daring.
Selama bertahun-tahun, pendidik dan perancang instruksional sama-sama telah menggunakan model ADDIE Instructional Design sebagai kerangka kerja dalam merancang dan mengembangkan program pendidikan dan pelatihan. “ADDIE” adalah singkatan dari Analyze, Design, Develop, Implement, dan Evaluate. Urutan ini tidak memaksakan perkembangan linier yang ketat melalui langkah-langkah. Pendidik, perancang instruksional dan pengembang pelatihan menganggap pendekatan ini sangat berguna karena memiliki tahapan yang jelas, serta memfasilitasi penerapan alat pembelajaran dan pelatihan yang efektif.
Definisi Model ADDIE
Model ADDIE adalah singkatan dari lima tahap proses pengembangan: Analisis, Desain, Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi. Model ADDIE bergantung pada setiap tahap yang dilakukan dalam urutan tertentu, tetapi dengan fokus pada refleksi.
Model ini memberi Anda pendekatan yang disederhanakan dan terfokus, yang memberikan umpan balik untuk peningkatan berkelanjutan untuk terus berkembang dan memberikan hasil optimal. Setiap fase mewakili standar yang dinamis dan fleksibel untuk mengembangkan pelatihan yang efisien dan instrumen pendukung kinerja.
Pada era sekarang, ADDIE dianggap sebagai model desain instruksional yang paling umum diterapkan. Lima fase yang saling berhubungan dan model dapat disesuaikan dengan semua lingkungan. Ini merupakan siklus yang lebih lengkap, yang berfokus untuk memperbaikinya pertama kali. ADDIE dianggap sebagai sebuah solusi dari habisnya banyak waktu dalam pengembangan, di mana desainer mengubah dan menyempurnakan detailnya sebelum diluncurkan.
Tujuan Model ADDIE
Model ADDIE adalah desain instruksional yang bertujuan untuk pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik daripada pendekatan tradisional yang berpusat pada guru atau pengajar, sehingga pembelajaran yang efektif dapat terjadi. Artinya, setiap komponen pembelajaran diatur oleh hasil belajar, yang telah ditentukan setelah melalui analisis menyeluruh terhadap kebutuhan peserta didik. Fase-fase ini terkadang tumpang tindih dan dapat saling terkait, namun mereka memberikan pedoman yang dinamis dan fleksibel untuk mengembangkan pengajaran yang efektif dan efisien.
Kelebihan Model ADDIE
Dalam kelebihan model ADDIE Look Media telah merangkum beberapa kelebihan dari model ADDIE ini, di antaranya yaitu:
1. Terstruktur
Model ADDIE akan membantu para pelatih dan perancang instruksional memberikan desain kualitas yang lebih efektif, tujuan pembelajaran yang jelas, konten yang terstruktur, beban kerja yang terukur, dan terorganisir untuk pendidik dan persertanya.
2. Efektif
Model ADDIE adalah alat yang sangat efektif yang memfasilitasi desain, pengembangan, dan pertumbuhan sejumlah besar kursus dengan standar tinggi.
3. Fokus
Model ADDIE yang diterapkan dalam pembelajaran dapat memberikan pengalaman yang paling efektif dan berpusat pada peserta didik. Perancang harus benar-benar memahami dari perspektif yang netral dan tidak memihak, situasi yang paling sesuai yang diperlukan untuk memberikan pelatihan.
Elemen-elemen ADDIE
Model ADDIE adalah tahapan dari proses pembelajaran melalui 5 fase, diantaranya adalah Analyze, Design, Develop, Implement, dan Evaluate. Semua fase tersebut memiliki penjelasan sebagai berikut:
1. Analyze
Pada fase analyze, pendidik atau perancang instruksional yang biasa dikenal dengan sebutan desainer pendidikan, akan mengidentifikasi masalah instruksional, tujuan instruksional, lingkungan belajar, dan keahlian yang ada dari peserta didik. Fase analisis dapat dianggap sebagai tahap penetapan tujuan pada audiens atau peserta didik. Hal ini untuk memastikan bahwa apa yang sudah mereka ketahui tidak akan diduplikasi atau berulang, dan bahwa fokusnya adalah pada topik dan pelajaran yang belum dieksplorasi dan dipelajari peserta didik.
Pada fase ini, pendidik membedakan antara apa yang sudah diketahui peserta didik dan apa yang harus mereka ketahui setelah menyelesaikan kursus. Beberapa komponen kunci harus digunakan untuk memastikan analisis menyeluruh. Teks, dokumen kursus, silabus, dan internet harus dimanfaatkan dengan cermat.
Dengan bantuan materi online seperti kursus web, struktur dapat ditentukan sebagai panduan utama untuk silabus. Di akhir program, analisis instruksional akan dilakukan untuk menentukan mata pelajaran atau topik apa yang akan dimasukkan. Fase analisis umumnya membahas masalah dan pertanyaan berikut:
- Apa yang harus dicapai peserta didik di akhir program?
- Apa kebutuhan peserta didik?
- Apa yang dibutuhkan dalam hal keterampilan, kecerdasan, pandangan dan aksi-reaksi fisik/psikologis?
- Apa hasil belajar yang diinginkan dalam hal pengetahuan, keterampilan, sikap, perilaku atau lainnya?
- Menentukan target sasaran peserta didik. Tujuan instruksional apa yang menjadi fokus pada dilakukannya program tersebut?
- Menentukan metode populer yang digunakan di sekitar subjek dan melihat apa yang perlu dikembangkan dan diperbaiki. Menggunakan review strategi pembelajaran yang ada. Apakah mereka memadai? Aspek apa yang perlu ditambahkan, diperjelas dan diperbaiki.
2. Design
Fase design melibatkan penggunaan output dari fase analisis untuk merencanakan strategi untuk mengembangkan instruksi. Selama fase ini, Anda harus menguraikan bagaimana mencapai tujuan instruksional yang ditentukan selama fase analisis dan memperluas landasan instruksional. Beberapa elemen dari fase design mungkin termasuk menulis deskripsi populasi target, melakukan analisis pembelajaran, menulis tujuan dan item tes, memilih sistem penyampaian, dan mengurutkan instruksi.
Hasil dari tahap design akan menjadi masukan untuk tahap development. Tahap ini akan menentukan semua tujuan, alat yang akan digunakan untuk mengukur kinerja, berbagai tes, analisis materi pelajaran, perencanaan, dan sumber daya.
Pada tahap desain, fokus pada tujuan pembelajaran, isi, analisis materi pelajaran, latihan, RPP, instrumen penilaian yang digunakan dan pemilihan media. Pendekatan sistematis ini memastikan bahwa semuanya berada dalam strategi yang rasional dan terencana, atau serangkaian strategi yang memiliki tujuan akhir untuk mencapai target proyek. Selama tahap desain, perlu menentukan:
- Jenis media yang akan digunakan. Audio, Video dan Grafik adalah contoh utama. Apakah sumber daya pihak ketiga akan digunakan atau akankah ID (Instructional Designer) membuatnya sendiri? Apakah Anda akan menyiapkan bahan ajar?
- Sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan program pembelajaran. Apa sumber daya yang tersedia yang Anda inginkan untuk menyelesaikannya?
- Menentukan jenis kegiatan yang akan dihasilkan selama penelitian. Apakah akan bersifat kolaboratif, interaktif, atau per peserta?
- Kerangka waktu untuk setiap kegiatan.
- Mekanisme umpan balik yang akan Anda gunakan untuk menentukan apakah peserta mampu mencerna pelajaran.
3. Development
Selama fase development, para desainer akan mengembangkan dan menyusun aset konten yang dirancang. Tujuan dari fase ini adalah untuk menghasilkan RPP dan bahan pembelajaran. Selama fase ini, Anda akan mengembangkan instruksi, semua media yang akan digunakan dalam instruksi, dan dokumentasi pendukung. Hal ini mungkin termasuk perangkat keras (misalnya, peralatan simulasi) dan perangkat lunak (misalnya, instruksi berbasis komputer).
Jika dua tahap sebelumnya memerlukan perencanaan dan brainstorming, tahap pengembangan adalah tentang mewujudkannya. Fase ini mencakup tiga tugas, yaitu drafting, produksi dan evaluasi.
Dengan demikian, pengembangan melibatkan penciptaan dan pengujian hasil belajar. Ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
- Apakah peserta berkontribusi sesuai dengan kapasitas optimalnya?
- Apakah bahan-bahan yang diproduksi sesuai dengan tujuan pembuatannya?
- Apakah kerangka waktu dipatuhi sehubungan dengan apa yang telah dicapai dalam hal materi? Apakah Anda membuat materi sesuai jadwal?
4. Implementation
Fase impelentation mencerminkan modifikasi terus-menerus dari program untuk memastikan efisiensi maksimum dan hasil positif diperoleh. Di sinilah desainer pembelajaran berusaha untuk mendesain ulang, memperbarui, dan mengedit kursus, pelatihan atau program pembelajaran untuk memastikannya dapat disampaikan secara efektif.
“Prosedur” adalah kata kunci di sini. Sebagian besar pekerjaan nyata dilakukan di sini karena desainer pemebelajaran. Karena tahap ini mendapatkan banyak umpan balik dari peserta, maka banyak yang dapat dipelajari dan ditangani.
Evaluasi desain dilakukan pada tahap implementasi. Pada tahap ini, desainer pembelajaran memainkan peran yang sangat aktif dan penting untuk keberhasilan proyek. Pengembang harus secara konsisten menganalisis, mendesain ulang, dan menyempurnakan produk untuk memastikan penyampaian produk yang efektif. Pemantauan yang cermat adalah suatu keharusan. Modifikasi seketika dapat dilakukan pada proyek, sehingga membuat program lebih efektif dan sukses. Berikut adalah contoh yang dapat ditentukan melalui fase implementation:
- Umpan balik emosional apa yang diberikan kepada Anda oleh guru dan peserta didik selama demonstrasi awal proyek? Apakah mereka benar-benar tertarik, bersemangat, kritis, atau menentang?
- Saat proyek berjalan, apakah Anda melihat bahwa peserta dapat segera memahami topik atau apakah mereka memerlukan bantuan?
- Apakah Anda menyiapkan alat cadangan jika terjadi kegagalan awal proyek? Ketika masalah teknis dan lainnya muncul, apakah Anda memiliki strategi cadangan?
- Ketika kelompok peserta didik mendapatkan materi apakah mereka dapat bekerja secara mandiri, atau perlu bimbingan terus menerus?
5. Evaluate
Fase terakhir dari model ADDIE adalah Evaluate. Ini adalah tahap di mana proyek sedang menjalani pengujian akhir yang cermat mengenai apa, bagaimana, mengapa, kapan hal-hal yang dicapai atau tidak tercapai dari keseluruhan program.
Fase ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu formatif dan sumatif. Evaluasi awal sebenarnya terjadi selama tahap pengembangan. Fase formatif terjadi saat peserta sedang melakukan pembelajaran, sedangkan bagian sumatif terjadi di akhir program.
Tujuan utama dari tahap evaluasi adalah untuk menentukan apakah tujuan telah tercapai, dan untuk menetapkan apa yang diperlukan untuk bergerak maju guna meningkatkan efisiensi dan tingkat keberhasilan program pembelajaran. Evaluasi merupakan langkah penting dari keseluruhan metode ADDIE karena bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
- Tentukan kategori yang akan ditetapkan untuk mengevaluasi keefektifan proyek, seperti peningkatan pembelajaran, peningkatan motivasi, dll.
- Tentukan cara Anda akan mengimplementasikan pengumpulan data, serta waktu pembuatannya secara efektif.
- Tentukan sistem untuk menganalisis umpan balik peserta.
- Tentukan metode yang dapat Anda gunakan untuk menganalisis dan menilai respons peserta terhadap proyek.
- Tentukan siapa yang akan menerima hasil akhir Anda terkait proyek tersebut. Siapa yang akan menyiapkan laporan hasil evaluasi ini?
Penerapan Model ADDIE
Sebagai salah satu model desain instruksional yang paling banyak digunakan saat ini, proses ADDIE telah diterapkan pada berbagai situasi dan lingkungan pembelajaran baik di formal maupun non formal. Mengikuti fase-fase model ADDIE, karakteristik pembelajar siswa atau peserta didik dan tujuan umum pembelajaran diidentifikasi, bersama dengan tujuan khusus peserta didik pada materi pelajaran. Lingkungan belajar kolaboratif dan panduan kelas dibuat dalam fase desain dan pengembangan untuk memfasilitasi pembelajaran, baik offline maupun online yang lebih efektif.
Jika Anda menggunakan Learning Management System (LMS), Anda dapat dengan mudah mengunggah atau membuat konten pembelajaran, serta menyampaikannya kepada peserta didik Anda. Anda dapat menggunakan fitur canggih seperti pelaporan untuk mengevaluasi penggunaan, penyelesaian, dan kinerja. Ini akan memungkinkan Anda mengelola pendaftaran dan mengatur tanggal jatuh tempo untuk mematuhi rencana dan jadwal pembelajaran atau pelatihan.
Jika berbicara tentang perusahaan, Anda dapat melatih karyawan, mitra, dan pelanggan Anda dengan digital content specialist yang tepat. Learning Management System (LMS) yang kuat memiliki fitur dan tim berpengetahuan yang Anda perlukan untuk mencapai kesuksesan pelatihan. Kembangkan kebutuhan meningkatkan kinerja karyawan melalui pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dengan Look Media Digital Solution.
Kesimpulan
Jika diikuti dengan cermat, Model ADDIE adalah kerangka ideal untuk merancang program pembelajaran terukur, khususnya karena dirancang untuk menjadi pendekatan berbasis hasil. Dengan evaluasi yang terjadi di setiap fase, Anda cenderung tetap selaras dengan tujuan dan hasil belajar yang ditentukan selama fase analisis.
Pada intinya, Model ADDIE didasarkan pada proses penelitian, analisis, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Ini mendorong kolaborasi dengan mempertimbangkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik sebelumnya. Selain itu, ini memberikan panduan dalam memilih sumber daya media yang sesuai dan menilai keefektifannya sebagai bagian dari proses desain.
Untuk membaca artikel lain pada Look Media blog, klik pada tautan berikut. Look Media Blog.