Retrospective: Mengapa ini Penting dalam Proses Peningkatan Tim
Dalam dunia pengembangan produk yang serba cepat dan alur kerja yang lincah. Salah satu alat yang paling efektif untuk mencapai hal ini adalah retrospektif, pertemuan terstruktur yang mendorong tim untuk merefleksikan proses mereka, merayakan keberhasilan, dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan. Jauh dari sekadar pertemuan biasa, retrospektif memberikan kesempatan berharga untuk mendorong kolaborasi, meningkatkan semangat tim, dan meningkatkan produktivitas secara keseluruhan. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi apa itu retrospeksi, mengapa hal ini penting, dan bagaimana memanfaatkan praktik penting ini untuk mendorong kesuksesan yang berkelanjutan.
Apa itu Retrospective?
Retrospective, atau retrospektif tangkas, adalah pertemuan yang diadakan setelah produk selesai dirilis. Tujuan pertemuan ini adalah untuk mengevaluasi proses pengembangan dan rilis produk. Dalam pertemuan ini, tim merefleksikan hal-hal yang berjalan dengan baik serta aspek yang perlu diperbaiki. Pembelajaran dari evaluasi ini kemudian diterapkan pada siklus pengembangan berikutnya, sehingga tim dapat terus meningkatkan cara kerja sekaligus kualitas hasil yang dihasilkan.
Untuk Apa Retrospektif Digunakan?
Mengutip Steve Jobs: “Terkadang ketika Anda berinovasi, Anda membuat kesalahan. Yang terbaik adalah mengakui kesalahan tersebut dengan cepat, dan melanjutkan untuk memperbaiki inovasi Anda yang lain.”
Hal ini menjelaskan mengapa rapat retrospektif sangat penting. Bahkan tim produk terbaik pun tidak kebal terhadap kesalahan, baik itu kekeliruan, ketidakteraturan, kesalahpahaman, atau ‘kegagalan’ pengembangan produk lainnya.
Masalahnya, tidak masalah untuk membuat kesalahan – yang penting adalah Anda belajar dari kesalahan tersebut. Jika tidak, Anda mungkin akan menghadapi masalah yang sama lagi di masa depan dan hal itu bisa berakibat besar. Lagi pula, bukan hanya tim Anda yang terkena dampak dari kesalahan, tetapi juga pengguna akhir Anda.
Itulah mengapa retrospektif agile digunakan untuk menyatukan tim pengembangan produk, untuk merefleksikan proses pengembangan, mendiskusikan apa yang berhasil dan tidak berhasil, dan membuat komitmen tentang cara meningkatkannya di masa depan.
Meskipun dalam lingkungan agile, fokus utamanya adalah mengeluarkan produk dari pintu dan ke pelanggan dalam waktu sesingkat mungkin, bukan berarti tim tidak boleh mengulang kembali pada akhirnya dan melihat kembali apa yang telah dilakukan.
Perbedaan Antara Ulasan Singkat Dan Retrospektif Singkat
Meskipun keduanya terjadi di akhir proyek, tinjauan sprint dan retrospektif sprint memiliki fungsi yang sangat berbeda. Tinjauan sprint lebih merupakan presentasi dari pekerjaan yang telah selesai. Ini bisa berupa latihan internal, atau bisa juga melibatkan para pemangku kepentingan, dan bisa juga bersifat santai atau formal yang dianggap sesuai. Hal ini dimaksudkan untuk mendemonstrasikan apa yang telah dicapai melalui proyek dan untuk menentukan apakah hasilnya sesuai dengan ruang lingkup dan persyaratan.
Retrospeksi sprint memiliki fokus yang berbeda: tujuan utamanya adalah untuk terus meningkatkan dan mengidentifikasi apa yang bekerja dengan baik. Retrospektif mencoba menjawab pertanyaan: Bagaimana kita meningkatkan kinerja tim? Retrospektif sprint biasanya dilakukan setelah tinjauan sprint, dan biasanya difokuskan pada tim inti.
Berapa Lama Pertemuan Retrospektif Harus Berlangsung?
Meskipun tidak ada jawaban yang pasti tentang berapa lama retrospeksi sprint harus berlangsung, aturan umum yang umum adalah setengah jam per minggu. Jadi, jika Anda baru saja selesai melakukan sprint selama dua minggu, rapat retrospektif Anda seharusnya berdurasi sekitar satu jam.
Retrospektif tidak dimaksudkan sebagai presentasi yang sempurna dan diskusi yang panjang. Faktanya, itu adalah kebalikan dari bagaimana sebuah tim seharusnya beroperasi, bukan seperti itu cara kerja Agile! Hindari perkenalan yang panjang dan tetap berpegang pada informasi berharga yang diperlukan untuk melanjutkan.
Untuk menghindari waktu yang terlalu lama, pertimbangkan struktur yang longgar seperti contoh dari sprint satu minggu ini:
- Siapkan tempat – 5 menit
- Mengumpulkan data – 10 menit
- Mendapatkan informasi – 10 menit
- Tentukan langkah selanjutnya – 5 menit
- Tutup – 5 menit
Menempatkan struktur untuk retrospeksi tidaklah penting, namun dapat membantu mengurangi waktu yang terbuang.
Bagaimana Menjalankan Rapat Retrospektif Yang Sukses
Konsep rapat retrospektif itu sederhana, namun untuk menjalankan rapat ini dengan sukses, Anda perlu mengingat beberapa ide kunci:
1. Ciptakan Ruang Yang Aman
Dalam rapat retrospektif, penting untuk menyediakan lingkungan yang aman dan tidak menghakimi bagi anggota tim di mana mereka dapat secara terbuka mendiskusikan aspek-aspek proyek yang mereka yakini memerlukan perbaikan tanpa dianggap sebagai kritik. Dengan mendorong anggota tim untuk mengekspresikan pikiran dan pendapat mereka secara jujur, retrospektif menumbuhkan rasa kerja sama dan kolaborasi di antara anggota tim.
2. Adakan Tinjauan Ulang Yang Terencana Dan Teratur
Menjadwalkan retrospeksi secara berkala dan pada waktu-waktu tertentu yang dapat ditandai oleh anggota tim di kalender mereka adalah hal yang bermanfaat. Dengan demikian, anggota tim memiliki waktu khusus untuk mempersiapkan refleksi mereka tentang proyek sebelumnya. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengumpulkan pemikiran mereka, mengumpulkan data atau wawasan yang relevan, dan bersiap-siap untuk diskusi yang bermakna selama sesi retrospektif.
3. Tetapkan Agenda
Tetapkan dan patuhi agenda yang telah ditetapkan dengan baik. Hal ini membantu menjaga prediktabilitas, menjaga pertemuan tetap pada jalurnya, dan memastikan pemanfaatan waktu yang optimal. Durasi retrospektif dapat bervariasi, biasanya berkisar antara 45 menit hingga tiga jam, tergantung pada panjang dan kompleksitas proyek.
4. Buatlah Sebuah Struktur
Anda dapat menyusun struktur pertemuan ini dengan berbagai cara, namun pendekatan yang umum digunakan adalah metode mulai/berhenti/lanjutkan. Struktur ini berfokus pada identifikasi pendekatan proyek yang ingin mulai diterapkan oleh tim, tindakan yang harus dihentikan, dan praktik yang harus dilanjutkan. Dengan menggunakan pendekatan ini, rapat retrospektif bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, mengumpulkan data yang relevan, mengembangkan wawasan yang berharga, dan membuat keputusan yang tepat tentang langkah selanjutnya.
Apapun struktur yang Anda pilih, retrospeksi yang bermakna akan menjawab beberapa pertanyaan penting. Pertanyaan-pertanyaan ini cenderung mengikuti alur yang sama:
- Apakah kita melakukannya dengan benar?
- Apa yang telah kita pelajari?
- Apa yang harus kita lakukan selanjutnya secara beda?
- Apa yang tidak kita pahami?
5. Menentukan Rencana Tindak Lanjut
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini, bersama dengan wawasan yang diperoleh, memberikan dasar yang diperlukan untuk mengembangkan rencana aksi untuk memandu pendekatan tim dalam proyek-proyek selanjutnya. Berdasarkan temuan retrospektif, identifikasi dan tetapkan item tindakan spesifik untuk masing-masing anggota tim. Menetapkan butir-butir tindakan akan memudahkan transisi yang mulus dari pertemuan ke tahap implementasi, mendorong kolaborasi yang efektif dan kemajuan menuju perbaikan.
Seberapa Sering Anda Harus Melakukan Retrospeksi?
Setiap rilis atau proyek besar layak mendapatkan retrospektif dan harus diadakan dalam waktu seminggu setelah pengiriman sebelum orang-orang melupakan apa yang terjadi dan beralih ke hal berikutnya. Retrospeksi dapat diadakan lebih sering, termasuk untuk rilis minor, setiap sprint atau bahkan pada pertemuan harian atau mingguan.
Retrospeksi mikro ini dapat dibatasi hanya pada satu atau dua topik, tetapi membahas peristiwa apa pun yang berjalan dengan baik (atau tidak) dengan segera dan dalam lingkungan yang kolaboratif adalah cara yang bagus untuk belajar dari kesalahan atau kesuksesan dan membangunnya di masa depan. Semakin sering retrospeksi diadakan, semakin besar kemungkinan peserta akan memberikan umpan balik yang jujur dan menerima ide-ide orang lain, jika retrospeksi dilakukan setelah sesuatu yang sangat buruk terjadi, maka akan diasosiasikan sebagai sesuatu yang negatif, dan itu bukan maksudnya.
Kesimpulan
Retrospeksi lebih dari sekadar rapat, ini adalah alat yang ampuh untuk perbaikan berkelanjutan dan pertumbuhan tim. Dengan menumbuhkan budaya refleksi, komunikasi terbuka, dan umpan balik yang dapat ditindaklanjuti, retrospeksi memungkinkan tim untuk beradaptasi, berinovasi, dan meningkatkan kinerja mereka dari waktu ke waktu. Jika didekati dengan pola pikir kolaborasi dan peningkatan, retrospeksi dapat memperkuat dinamika tim, meningkatkan produktivitas, dan pada akhirnya berkontribusi pada keberhasilan proyek apa pun.
Untuk membaca artikel lain pada Look Media blog, Klik pada tautan berikut. Look Media Blog.