Model Problem Solving: 7 Langkah yang Mungkin Cocok untuk Masalah Anda!
Problem solving adalah keterampilan penting bagi setiap individu. Sayangnya, tidak ada satu solusi untuk semua masalah. Sebaliknya, individu harus mengembangkan pendekatan unik mereka sendiri untuk pemecahan masalah agar berhasil.
Problem atau masalah dapat didefinisikan sebagai pertanyaan atau tantangan yang mengharuskan seseorang menggunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk menemukan solusi. Model pembelajaran pemecahan masalah berarti proses yang membantu individu belajar bagaimana mengidentifikasi dan memecahkan masalah. Model ini dapat digunakan baik di lingkungan akademik maupun non-akademik.
Apa itu Model Pembelajaran Problem Solving?
Model pembelajaran problem solving adalah proses yang memungkinkan peserta didik mengidentifikasi dan memecahkan masalah melalui penggunaan berpikir kritis dan kreativitas. Jenis model ini mendorong peserta didik untuk berperan aktif dalam pembelajarannya, karena mereka dituntut untuk menemukan solusi dari masalah mereka sendiri. Model ini berfokus pada mengajar peserta didik bagaimana memecahkan masalah sendiri, bukan hanya menghafal fakta dan informasi.
Problem Based Learning (PBL) merupakan metode pembelajaran di mana masalah dunia nyata yang kompleks digunakan sebagai kendaraan untuk mendorong peserta didik belajar konsep dan prinsip yang bertentangan dengan metode presentasi atau penyajian langsung dari fakta dan konsep. Selain konten dalam kelas/kursus, PBL dapat mendorong pengembangan keterampilan berpikir kritis, kemampuan memecahkan masalah, dan keterampilan komunikasi. Hal ini juga dapat memberikan kesempatan untuk bekerja dalam kelompok, menemukan dan mengevaluasi bahan penelitian, dan pembelajaran sepanjang hayat (Duch et al, 2001).
PBL dapat dimasukkan ke dalam situasi belajar apa pun. Dalam definisi PBL yang paling ketat, pendekatan ini digunakan sepanjang semester sebagai metode utama pembelajaran. Namun, definisi dan penggunaan yang lebih luas mulai dari memasukkan PBL di kelas lab dan desain, hingga menggunakannya hanya untuk memulai satu diskusi. PBL juga dapat digunakan untuk membuat butir-butir penilaian. Benang utama yang menghubungkan berbagai kegunaan ini adalah masalah dunia nyata.
Prinsip-prinsip Untuk Mengajarkan Problem Solving
1. Model metode problem solving yang berguna
Pemecahan masalah bisa jadi sulit dan terkadang membosankan. Tunjukkan kepada peserta didik dengan contoh Anda bagaimana menjadi sabar dan gigih dan bagaimana mengikuti metode terstruktur. Mengartikulasikan metode Anda saat Anda menggunakannya sehingga peserta didik melihat hubungannya.
2. Mengajar dalam konteks tertentu
Ajarkan keterampilan pemecahan masalah dalam konteks di mana mereka akan digunakan (misalnya, menghitung harga barang seperti penjumlahan, perkalian, dan lainnya pada saat berbelanja barang). Gunakan masalah kehidupan nyata dalam penjelasan, contoh, dan ujian. Jangan mengajarkan pemecahan masalah sebagai keterampilan abstrak yang mandiri.
3. Membantu peserta didik memahami masalahnya
Untuk memecahkan masalah, peserta didik perlu menentukan tujuan akhir. Langkah ini sangat penting untuk keberhasilan pembelajaran keterampilan pemecahan masalah. Jika Anda berhasil membantu peserta didik menjawab pertanyaan “apa?” dan “mengapa?”, menemukan jawaban untuk “bagaimana?” akan lebih mudah.
4. Ambil waktu yang cukup
Saat merencanakan kuliah/tutorial, sediakan waktu yang cukup untuk: memahami masalah dan menentukan tujuan, baik secara individu maupun sebagai kelas; berurusan dengan pertanyaan dari Anda dan peserta didik Anda; membuat, menemukan, dan memperbaiki kesalahan; dan menyelesaikan seluruh masalah dalam satu sesi.
5. Ajukan pertanyaan dan berikan saran
Mintalah peserta didik untuk memprediksi “apa yang akan terjadi jika …” atau menjelaskan mengapa sesuatu terjadi. Ini akan membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir analitis dan deduktif. Ajukan juga pertanyaan dan buat saran tentang strategi untuk mendorong peserta didik merefleksikan strategi pemecahan masalah yang mereka gunakan.
6. Hubungkan kesalahan dengan kesalahpahaman
Gunakan kesalahan sebagai bukti kesalahpahaman, bukan kecerobohan atau tebakan acak. Berusahalah untuk memisahasi kesalahpahaman dan memperbaikinya, kemudian ajari peserta didik untuk melakukannya sendiri. Kita semua bisa belajar dari kesalahan.
Langkah-Langkah Model Problem Solving
Kebanyakan orang cenderung menganggap pemecahan masalah sebagai proses satu langkah: mengidentifikasi masalah dan menemukan solusinya. Namun, pemecahan masalah biasanya jauh lebih kompleks dan sering mengikuti model atau serangkaian langkah tertentu.
Langkah-langkah tersebut biasanya diuraikan sebagai berikut: mengidentifikasi masalah, menghasilkan solusi yang mungkin, memilih solusi terbaik, menerapkan solusi, dan mengevaluasi hasil. Tentu saja, tidak semua masalah dapat atau harus diselesaikan dengan menggunakan pendekatan ini dan beberapa akan memerlukan langkah yang berbeda atau tambahan.
Secara umum, langkah-langkah model pemecahan masalah adalah sebagai berikut:
- Identifikasi masalahnya.
- Kumpulkan informasi.
- Kembangkan solusi yang memungkinkan.
- Pilih solusi terbaik.
- Terapkan solusinya.
- Evaluasi solusinya.
- Tindak lanjuti dan pastikan solusi berhasil.
Adapun tujuan dari proses pemecahan masalah adalah untuk memecahkan masalahnya, bukan hanya menghilangkannya.
Apa Kelebihan dari Model Problem Solving?
Kelebihan dari model pemecahan masalah salah satunya yaitu memaksa Anda untuk memperlambat dan benar-benar mempertimbangkan masalah yang dihadapi. Anda tidak dapat dengan cepat menemukan solusi tanpa terlebih dahulu meluangkan waktu untuk memahami masalahnya. Ini memastikan bahwa Anda tidak hanya menerapkan solusi secara membabi buta yang mungkin tidak benar-benar mengatasi akar penyebab masalah.
Kelebihan lain dari model ini adalah memungkinkan banyak orang untuk terlibat dalam mencari solusi. Dengan bekerja sama, Anda dapat mengumpulkan pengetahuan Anda dan menghasilkan solusi yang lebih baik daripada yang Anda bisa sendiri.
Jika dilihat kelebihannya untuk individu, model pemecahan masalah dapat membantu untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, meningkatkan komunikasi, dan belajar bagaimana bekerja melalui konflik. Selain itu, model pemecahan masalah dapat membantu kelompok untuk mengidentifikasi masalah sejak dini dan mengembangkan solusi yang efektif dan efisien.
Apa Kelemahan dari Model Problem Solving?
Dibalik kelebihan pasti juga ada kelemahannya. Salah satu kelemahannya adalah bisa memakan waktu. Hal ini karena proses pemecahan masalah dapat melibatkan banyak langkah yang terstruktur dan membutuhkan waktu dalam prosesnya.
Kemudian, model pemecahan masalah tidak selalu mengarah pada solusi terbaik. Ini karena ini bergantung pada pemikiran linier, yang dapat menyebabkan orang mengabaikan solusi yang berpotensi lebih baik.
Pemecahan masalah dapat menjadi tidak fleksibel. Setelah Anda mengidentifikasi masalah dan mengembangkan rencana untuk menyelesaikannya, Anda mungkin merasa sulit untuk menyimpang dari rencana itu bahkan jika keadaan berubah. Hal ini dapat menyebabkan solusi kurang optimal untuk memecahkan masalah.
Kelemahan lainnya yaitu potensi untuk mengabaikan informasi penting, terjebak dalam detail, dan membuat asumsi yang mungkin tidak akurat. Maka dari itu, penting untuk memahami apakah masalah yang sedang dihadapi membutuhkan model problem solving sebagai solusi masalahnya atau tidak, karena tidak semua masalah harus diselesaikan dengan satu metode yang sama.
Kesimpulan
Model problem solving adalah metode yang dapat membantu Anda mengidentifikasi akar penyebab masalah dan membuat rencana untuk menyelesaikannya. Selain dalam lingkup akademik, model pemecahan masalah dapat mendorong pengembangan keterampilan berpikir kritis, kemampuan memecahkan masalah, dan keterampilan komunikasi bagi individu maupun kelompok. Maka dari itu, kunci utama yang menghubungkan berbagai kegunaan ini adalah masalah dunia nyata.
Untuk membaca artikel lain pada Look Media blog, klik pada tautan berikut. Look Media Blog.