Discovery Learning, Jelajahi Pengalaman Baru dan Berpikir Kritis Anda
Discovery learning adalah metode pendidikan yang menekankan pentingnya pembelajaran aktif dan berdasarkan pengalaman. Melalui metode pengajaran ini, peserta didik didorong untuk mengeksplorasi, bereksperimen, dan mengembangkan pemahaman mereka sendiri tentang materi konten.
Dengan pembelajaran discovery, peserta didik diberi kesempatan untuk membentuk hubungan antara apa yang sudah mereka ketahui dan konsep baru yang diperkenalkan kepada mereka. Jenis pembelajaran ini memungkinkan keterlibatan yang lebih dalam dengan materi, serta pemahaman yang lebih bermakna tentang materi tersebut.
Pengertian Discovery Learning
Discovery learning diperkenalkan oleh Jerome Bruner, dan merupakan metode Inquiry-Based Instruction. Teori yang populer ini mendorong peserta didik untuk membangun pengalaman dan pengetahuan masa lalu, menggunakan intuisi, imajinasi, dan kreativitas mereka, dan mencari informasi baru untuk menemukan fakta, korelasi, dan kebenaran baru. Belajar tidak sama dengan menyerap apa yang dikatakan atau dibaca, tetapi secara aktif mencari jawaban dan solusi.
Pembelajaran discovery adalah jenis pembelajaran di mana peserta didik membangun pengetahuan mereka sendiri dengan bereksperimen dengan ranahnya, dan menyimpulkan aturan dari hasil eksperimen ini. Gagasan dasar dari jenis pembelajaran ini adalah bahwa karena peserta didik dapat merancang eksperimen mereka sendiri dan menyimpulkan aturan-aturan itu sendiri, mereka sebenarnya sedang mengkonstruksi pengetahuan mereka. Karena kegiatan konstruktif ini, diasumsikan mereka akan memahami pengetahuan pada tingkat yang lebih tinggi daripada ketika informasi yang diperlukan hanya disajikan oleh guru atau lingkungan belajar expository.
Manfaat dari Discovery Learning
Pembelajaran discovery merupakan metode pendidikan yang berfokus pada memungkinkan peserta didik untuk mencapai kesimpulan mereka sendiri melalui eksplorasi dan eksperimen. Dengan jenis pembelajaran ini, peserta didik secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran, alih-alih menjadi penerima informasi pasif dari seorang guru. Ada banyak manfaat yang terkait dengan pembelajaran penemuan, baik untuk kinerja dan perkembangan peserta didik maupun peningkatan kelas secara keseluruhan.
Dengan mendorong peserta didik untuk mengeksplorasi, menyelidiki, dan menemukan konsep sendiri, mereka dapat mengembangkan keterampilan pemecahan masalah yang lebih baik yang dapat membantu mereka menjadi lebih sukses di masa depan. Selain itu, pendekatan semacam ini sering kali menghasilkan tingkat retensi yang lebih tinggi bagi peserta didik karena topik menjadi lebih bermakna ketika eksplorasi sendiri. Lebih jauh lagi, pembelajaran discovery meningkatkan keterlibatan dan motivasi peserta didik yang dapat mengarah pada peningkatan hasil akademis dari waktu ke waktu.
Ketika diimplementasikan dengan benar, pembelajaran discovery memiliki potensi untuk meningkatkan kolaborasi peserta didik serta menumbuhkan lingkungan yang kondusif untuk kreativitas dan inovasi.
Teknik Model Pembelajaran Discovery Learning
Sesi pembelajaran discovery learning harus dirancang dengan baik, sangat experiential dan interaktif. Instruktur harus menggunakan cerita, permainan, alat bantu visual, dan teknik-teknik lain yang menarik perhatian yang akan membangun rasa ingin tahu dan minat, dan mengarahkan peserta didik dalam cara-cara baru untuk berpikir, bertindak, dan merefleksikan.
Teknik-teknik yang digunakan dalam discovery learning dapat bervariasi, tetapi tujuannya selalu sama, dan itu adalah peserta didik untuk mencapai hasil akhir sendiri. Dengan mengeksplorasi dan mengatur situasi, melibatkan diri dengan pertanyaan dan perdebatan, atau dengan melakukan eksperimen, peserta didik lebih mungkin mengingat konsep dan pengetahuan yang baru diperoleh.
5 Prinsip Model Pembelajaran Discovery Learning
Model pembelajaran discovery learning mengintegrasikan 5 prinsip berikut ini:
1. Pemecahan Masalah
Guru atau instruktur harus memandu dan memotivasi para pembelajar untuk mencari solusi dengan menggabungkan informasi yang sudah ada dan yang baru diperoleh serta menyederhanakan pengetahuan. Dengan cara ini, para pendidik atau guru adalah kekuatan pendorong di balik pembelajaran, mengambil peran aktif, dan membangun aplikasi yang lebih luas untuk keterampilan melalui kegiatan yang mendorong risiko, pemecahan masalah, dan penyelidikan.
2. Manajemen Peserta Didik
Guru atau instruktur harus mengizinkan para peserta didik untuk bekerja sendiri atau dengan orang lain, dan belajar sesuai kecepatan mereka sendiri. Fleksibilitas ini membuat pembelajaran menjadi kebalikan dari urutan pelajaran dan aktivitas yang statis, membebaskan para peserta didik dari stres yang tidak perlu, dan membuat mereka merasa bahwa mereka sendiri yang belajar.
3. Mengintegrasikan dan Menghubungkan
Guru atau instruktur harus mengajarkan kepada para peserta didik bagaimana menggabungkan pengetahuan sebelumnya dengan yang baru, dan mendorong mereka untuk menghubungkannya dengan dunia nyata. Skenario yang sudah dikenal menjadi dasar informasi baru, mendorong para peserta didik untuk memperluas apa yang mereka ketahui dan menciptakan sesuatu yang baru.
4. Analisis dan Interpretasi Informasi
Pembelajaran discovery berorientasi pada proses dan bukan berorientasi pada isi, serta didasarkan pada asumsi bahwa belajar bukanlah sekadar sekumpulan fakta. Peserta didik sebenarnya belajar menganalisis dan menafsirkan informasi yang diperoleh, bukan menghafal jawaban yang benar.
5. Kegagalan dan Umpan Balik
Pembelajaran tidak hanya terjadi ketika kita menemukan jawaban yang benar, tetapi hal ini juga terjadi melalui kegagalan. Pembelajaran discovery tidak berfokus pada menemukan hasil akhir yang benar, tetapi hal-hal baru yang kita temukan dalam prosesnya. Merupakan tanggung jawab guru atau instruktur untuk memberikan umpan balik, karena tanpa umpan balik, pembelajaran tidak akan lengkap.
Baca juga: Model Problem Solving: 7 Langkah yang Mungkin Cocok untuk Masalah Anda!
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Discovery Learning
Pembelajaran discovery memiliki banyak keuntungan utama, seperti:
- Mendorong motivasi, keterlibatan aktif, dan kreativitas.
- Dapat disesuaikan dengan kecepatan belajar peserta didik.
- Mendorong otonomi dan kemandirian.
- Memastikan tingkat retensi yang lebih tinggi.
Namun, seperti semua model, model ini juga memiliki beberapa kekurangan yang dapat diringkas sebagai berikut:
- Model ini membutuhkan kerangka kerja yang solid, karena pengembaraan tanpa akhir dan mencari jawaban mungkin membingungkan.
- Model ini tidak boleh digunakan sebagai metode pengajaran utama, karena memiliki keterbatasan dalam praktiknya dan mungkin menghasilkan pendidikan yang tidak memadai.
- Instruktur perlu dipersiapkan dengan baik dan mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin peserta didik terima, dan mampu memberikan jawaban atau panduan yang tepat.
- Pada tingkat tertentu, metode ini menolak gagasan bahwa ada keterampilan dan pengetahuan yang signifikan yang harus dipelajari oleh semua peserta didik.
Contoh Pembelajaran Discovery Learning dalam Praktik
Pembelajaran discovery merupakan jenis instruksi yang memungkinkan peserta didik untuk secara mandiri mengeksplorasi dan belajar dari lingkungan di sekitar mereka. Melalui jenis pembelajaran ini, guru dapat menciptakan pengalaman pendidikan yang menarik dan bermakna bagi peserta didik mereka. Dengan memanfaatkan pembelajaran discovery di kelas, guru dapat mempromosikan keterampilan berpikir kritis dan mengekspos peserta didik mereka pada peluang pemecahan masalah dunia nyata. Berikut ini salah satu contoh bagaimana menerapkan pembelajaran penemuan dalam praktiknya:
Salah satu cara untuk menggabungkan pembelajaran discovery adalah dengan meminta peserta didik menggunakan kegiatan langsung atau eksperimen untuk lebih memahami suatu konsep atau ide. Guru dapat menyediakan materi dan bimbingan sambil membiarkan peserta didik mengeksplorasi dengan instruksi minimal. Hal ini mendorong mereka untuk menjadi kreatif sambil mengembangkan keterampilan investigasi yang mungkin mereka butuhkan di kemudian hari. Pilihan lainnya adalah guru memberikan pertanyaan atau masalah yang membutuhkan penelitian, bukan memberikan jawaban atau solusi langsung.
Kesimpulan
Discovery learning merupakan metode pembelajaran efektif yang mendorong peserta didik untuk berpikir kritis dan mengeksplorasi minat mereka untuk memperoleh pengetahuan. Tidak hanya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah mereka, tetapi juga mempromosikan kebebasan diri dan tanggung jawab. Lebih jauh lagi, model pembelajaran discovery membantu menciptakan lingkungan kelas yang lebih interaktif dan menarik, serta menumbuhkan rasa kepemilikan yang lebih besar atas proses belajar mereka sendiri.
Untuk membaca artikel lain pada Look Media blog, klik pada tautan berikut. Look Media Blog.