Compassionate Leadership: Gaya Kepemimpinan yang Mengutamakan Empati

Compassionate leadership, Sebagian besar pemimpin dituntut untuk menjaga keseimbangan yang sulit terus berinovasi, tetapi tetap menjaga kondisi keuangan tetap stabil. Menginspirasi tim untuk bekerja dengan baik, namun tetap memberikan penilaian yang tegas terhadap kinerja mereka. Membangun budaya kerja yang menarik bagi talenta, namun tetap menjaga tingkat produktivitas tanpa kompromi.
Bahkan pemimpin yang memiliki niat terbaik pun sering kali kesulitan menemukan keseimbangan antara kepentingan bisnis dan kesejahteraan karyawan. Pertentangan ini membuat peran sebagai pemimpin yang efektif sekaligus penuh empati menjadi tantangan tersendiri.
Namun, pemimpin yang bersungguh-sungguh dalam mengutamakan kesejahteraan timnya dan memimpin dengan empati akan menuai hasil yang berarti: kepuasan kerja yang lebih tinggi, hubungan yang lebih baik dengan anggota tim, serta hasil bisnis yang lebih positif.
Apa itu Compassionate Leadership?
Secara sederhana, kepemimpinan yang penuh kasih sayang (compassionate leadership) adalah pendekatan yang berfokus pada pencapaian hasil bisnis sambil tetap mengutamakan kesejahteraan seluruh anggota tim.
Seperti namanya, pendekatan ini berakar pada praktik kasih sayang atau welas asih. Meskipun istilah ini sering disamakan dengan “simpati” dan “empati,” ada perbedaan penting: welas asih menuntut adanya tindakan nyata.
Seorang pemimpin yang penuh kasih tidak hanya memahami pengalaman dan emosi yang dirasakan oleh timnya, tetapi juga membuat keputusan berdasarkan kenyataan tersebut—meskipun keputusan itu sulit. Sikap ini tercermin dalam empat perilaku utama kepemimpinan yang berlandaskan kasih:
- Memperhatikan (Attending): Memberikan perhatian kepada orang lain dan mengenali emosi yang mereka rasakan.
- Memahami (Understanding): Mencari tahu penyebab utama dari emosi tersebut.
- Berempati (Empathizing): Berusaha merasakan emosi yang sama dengan menempatkan diri pada posisi orang tersebut.
- Membantu atau Melayani (Helping or Serving): Mengambil tindakan nyata untuk menangani penyebab emosi tersebut atau membantu individu menemukan cara lain untuk menghadapinya.
Dengan cara ini, pemimpin yang penuh kasih tidak hanya menjadi sumber dukungan dan inspirasi bagi individu, tetapi juga tetap berfokus pada kesejahteraan tim secara keseluruhan.
Pilar Dari Compassionate Leadership
Keterampilan dan sifat dalam compassionate leadership dapat dikembangkan, sebagaimana halnya keterampilan lainnya. Dasar utama dari model kepemimpinan ini adalah kepedulian yang tulus terhadap orang-orang yang Anda pimpin. Sikap ini tidak bisa dibuat-buat, dan orang di sekitar Anda akan merasakannya jika tidak datang dari niat yang jujur.
Beberapa tindakan utama yang menjadi pilar dalam gaya kepemimpinan ini antara lain: mendengarkan dan berkomunikasi secara sengaja, memiliki kemauan untuk terus belajar, serta menyampaikan pesan yang penuh harapan. Pilar-pilar ini membentuk inti dari kepemimpinan yang berlandaskan kasih.
Manfaat Dari Compassionate Leadership
Berikut beberapa manfaat dari menerapkan kepemimpinan yang penuh kasih:
1. Meningkatkan Kepercayaan dari Tim
Manusia memiliki intuisi yang kuat dalam menilai apakah seseorang dapat dipercaya. Sikap penuh kasih merupakan kualitas yang sangat dihargai dari seorang pemimpin, dan hal ini akan membuat anggota tim merasa nyaman untuk mempercayai Anda.
2. Memberikan Pengaruh yang Lebih Besar Dibanding Mengontrol
Kepercayaan adalah hubungan dua arah. Sebagai pemimpin, Anda juga perlu memberikan ruang kepada tim untuk berkembang secara alami sesuai dengan keunggulan mereka. Kepemimpinan yang penuh kasih menuntut Anda untuk melepaskan sebagian kontrol dan membiarkan tim tumbuh melalui potensi mereka sendiri.
3. Mendorong Kepedulian Antarsesama Anggota Tim
Menjadi teladan adalah cara paling efektif untuk menanamkan nilai yang ingin Anda bangun dalam tim. Dengan menunjukkan kepedulian dan kebaikan kepada anggota tim, mereka pun akan cenderung melakukan hal yang sama terhadap satu sama lain.
4. Membuat Tim Percaya pada Visi Perusahaan
Setiap orang ingin merasa dihargai dan diperhatikan. Ketika tim merasa bahwa Anda benar-benar percaya pada mereka, mereka pun akan lebih percaya dan bersemangat terhadap visi perusahaan yang Anda pimpin.
Kekurangan dari Compassionate Leadership
Meskipun compassionate leadership memiliki banyak keunggulan, gaya kepemimpinan ini juga dapat menimbulkan dampak negatif jika tidak disertai dengan kebijaksanaan dan etika yang kuat. Jika seorang pemimpin terlihat penuh kasih, tetapi menghindari konfrontasi atau tidak memiliki prinsip yang tegas, maka hal-hal berikut dapat terjadi:
- Orang lain bisa memanfaatkan Anda Sikap terlalu lunak atau mengalah bisa dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
- Orang mungkin tidak menganggap Anda serius Jika terlalu fokus pada empati tanpa menunjukkan ketegasan, Anda bisa kehilangan wibawa di mata tim.
- Anda bisa merasa frustrasi dalam berinteraksi Tanpa kemampuan untuk membela diri atau kepentingan organisasi, interaksi kerja bisa terasa melelahkan dan menimbulkan rasa tidak nyaman.
- Tim menjadi lemah dan tidak solid Tanpa pemimpin yang tegas dan dihormati, tim bisa kehilangan arah dan tidak memiliki fondasi yang kuat untuk berkembang.
Kesimpulan
Sikap penuh kasih bukanlah sesuatu yang bisa ditinggalkan oleh manajer dan pemimpin dalam menjalankan tugasnya. Model kepemimpinan yang penuh kasih merupakan pendekatan yang efektif, membumi, dan menyeluruh. Tim Anda layak mendapatkan kepemimpinan yang berlandaskan kepedulian, dan Anda pun layak memimpin tim yang percaya pada Anda dan arah yang Anda bawa. Kepemimpinan yang penuh kasih menghadirkan keduanya secara seimbang.
Untuk membaca artikel lain pada Look Media blog, klik pada tautan berikut. Look Media Blog.